Setiap shalat memiliki waktunya masing-masing. Baik yang wajib maupun yang sunnah. Dan masing-masing waktu shalat itu memiliki keutamaannya masing-masing. Dari sinilah kita memahami mengapa Islam demikian disiplin memberikan batasan terhadap bermula dan berakhirnya waktu shalat.
Berikut ini kami sampaikan beberapa pembahasan yang berkaitan dengan waktu shalat Magrib.
Baca Juga:
Inilah Keutamaan dan Dahsyatnya Waktu Shalat Maghrib
***
1. Awal Waktu Shalat Maghrib
Berdasarkan hadits-hadits yang khusus mengatur tentang waktu-waktu shalat, awal waktu shalat Maghrib adalah ketika bola matahari telah terbenam secara keseluruhan.
Untuk lebih rincinya berikut kami sebutkan hadits-hadits dimaksud secara ringkas:
a. Hadits Abu Musa ra.
ثُمَّ أَمَرَهُ فَأَقَامَ بِالْمَغْرِبِ حِينَ وَقَعَتِ الشَّمْسُ . رواه مسلم
“Lalu beliau memerintahkan Bilal, dan Bilal pun beriqamah untuk shalat Maghrib ketika matahari telah tenggelam.” (HR. Muslim)
b. Hadits Buraidah ra.
ثُمَّ أَمَرَهُ فَأَقَامَ الْمَغْرِبَ حِينَ غَابَتِ الشَّمْسُ . رواه مسلم
“Setelah itu beliau memerintahkan Bilal seperti sebelumnya, dan Bilal pun beriqamah untuk shalat Maghrib ketika matahari telah tenggelam.” (HR. Muslim)
Baca Juga:
Inilah Pembagian Beberapa Waktu Shalat Isya’ Sesuai Sunnah
**
c. Hadits Jabir ra. Yang Pertama
كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلميُصَلِّى الْمَغْرِبَ إِذَا وَجَبَتْ . رواه البخاري
“Adalah Rasulullah saw. shalat Maghrib ketika matahari sudah tenggelam.” (HR. Bukhari)
d. Hadits Jabir ra. Yang Kedua
ثُمَّ مَكَثَ حَتَّى إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ جَاءَهُ فَقَالَ : قُمْ فَصَلِّ الْمَغْرِبَ . فَقَامَ فَصَلاَّهَا حِينَ غَابَتِ الشَّمْسُ سَوَاءً . رواه النسائي
Kemudian Jibril menunggu, hingga ketika matahari telah terbenam, ia kembali datang kepada Nabi Muhammad saw. dan berkata, “Bersiaplah, dan shalatlah Maghrib.” Nabi Muhammad pun bersiap dan shalat Maghrib ketika matahari telah benar-benar tenggelam. (HR. Nasa’i)
e. Hadits Ibnu ‘Abbas
وَصَلَّى بِىَ – يَعْنِى الْمَغْرِبَ – حِينَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ . رواه أبو داود
“Lalu Jibril shalat Maghrib bersamaku ketika orang puasa berbuka puasa.” (HR. Abu Dawud)
f. Hadits Abu Hurairah (Hasan)
ثُمَّ صَلَّى الْمَغْرِبَ حِينَ غَرَبَتِ الشَّمْسُ وَحَلَّ فِطْرُ الصَّائِمِ . رواه النسائي
“Kemudian Jibril shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam dan diperbolehkan berbuka puasa.” (HR. Nasa’i)
Baca Juga:
Waktu Shalat Isya’ Itu Lebih Utama Ditunda Sebentar
***
2. Anjuran Menyegerakan Shalat Maghrib
Di antara sunnah Rasulullah saw. adalah menyegarakan shalat Maghrib ketika telah tiba waktunya, yaitu ketika mahatari telah tenggelam.
عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ يَقُولُ : كُنَّا نُصَلِّى الْمَغْرِبَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ، فَيَنْصَرِفُ أَحَدُنَا وَإِنَّهُ لَيُبْصِرُ مَوَاقِعَ نَبْلِهِ . رواه مسلم
Dari Rafi’ bin Khadij, ia berkata:
“Adalah kami shalat Maghrib bersama Rasulullah saw. Lalu kami keluar dari masjid, dan kami masih bisa melihat sasaran anak panah kami.” (HR. Muslim)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : كُنَّا نُصَلِّى الْمَغْرِبَ مَعَ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم ، ثُمَّ نَرْمِى فَيَرَى أَحَدُنَا مَوْضِعَ نَبْلِهِ . رواه أبو داود
Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Adalah kami shalat Maghrib bersama Nabi Muhammad saw. Kemudian kami melepaskan anak panah, dan kami masih bisa melihat tempat sasaran anak panah kami.” (HR. Abu Dawud)
عَنْ سَلَمَةَ قَالَ : كُنَّا نُصَلِّى مَعَ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم الْمَغْرِبَ إِذَا تَوَارَتْ بِالْحِجَابِ . رواه البخاري
Dari Salamah, ia berkata, “Adalah kami shalat Maghrib bersama Nabi Muhammad saw. ketika matahari telah tenggelam.” (HR. Bukhari)
Baca Juga:
Waktu Shalat Maghrib Berdasarkan Hadits-hadits Nabawi
***
3. Keutamaan Menyegerakan Shalat Maghrib
Untuk menekankan sunnah beliau dalam hal menyegerakan shalat Maghrib, Rasulullah saw. menyatakan bahwa umat Islam senantiasa dalam keadaan aman sentausa, apabila mereka bisa menjaga waktu shalat Maghrib dengan baik.
لاَ تَزَالُ أُمَّتِى بِخَيْرٍ مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ إِلَى أَنْ تَشْتَبِكَ النُّجُومُ . رواه أبو داود
“Senantiasa umatku dalam kebajikan, selama mereka tidak mengakhirkan shalat Maghrib hingga bintang-bintang bermunculan.” (HR. Abu Dawud)
Baca Juga:
Inilah Keutamaan dan Dahsyatnya Waktu Shalat Maghrib
***
4. Akhir Waktu Shalat Maghrib
Berdasarkan hadits-hadits yang khusus menerangkan waktu-waktu shalat, akhir waktu shalat Maghrib adalah ketika mega merah sudah hilang secara keseluruhan.
Untuk lebih rincinya berikut kami sebutkan hadits-hadits dimaksud secara ringkas:
a. Hadits Abu Musa ra.
ثُمَّ أَخَّرَ الْمَغْرِبَ حَتَّى كَانَ عِنْدَ سُقُوطِ الشَّفَقِ . رواه مسلم
“Kemudian beliau mengakhirkan shalat Maghrib hingga hilangnya mega merah.” (HR. Muslim)
b. Hadits Buraidah ra.
وَصَلَّى الْمَغْرِبَ قَبْلَ أَنْ يَغِيبَ الشَّفَقُ … قَالَ : وَقْتُ صَلاَتِكُمْ بَيْنَ مَا رَأَيْتُمْ . رواه مسلم
Lalu beliau shalat Maghrib sebelum hilangnya mega merah… Lalu beliau bersabada, “Waktu shalat kalian adalah antara waktu-waktu yang telah kalian lihat.” (HR. Muslim)
c. Hadits Jabir ra. Yang Kedua
ثُمَّ جَاءَهُ لِلْمَغْرِبِ حِينَ غَابَتِ الشَّمْسُ وَقْتًا وَاحِدًا لَمْ يَزُلْ عَنْهُ فَقَالَ : قُمْ فَصَلِّ . فَصَلَّى الْمَغْرِبَ … فَقَالَ : مَا بَيْنَ هَذَيْنِ وَقْتٌ كُلُّهُ . رواه النسائي
Kemudian Jibril datang kepada Nabi Muhammad lagi untuk shalat Maghrib ketika matahari baru saja tenggelam. Lalu berkata, “Bersiaplah, Muhammad. Shalatlah.” Nabi Muhammad saw. pun shalat Maghrib… Lalu Jibril berkata, “Di antara kedua waktu itu merupakan waktu shalat.” (HR. Nasa’i)
Baca Juga:
Inilah Waktu Shalat Ashar Berdasarkan Hadits-hadits Nabawi
**
d. Hadits Ibnu ‘Abbas
وَصَلَّى بِىَ الْمَغْرِبَ حِينَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ … ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَىَّ فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ ، هَذَا وَقْتُ الأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِكَ ، وَالْوَقْتُ مَا بَيْنَ هَذَيْنِ الْوَقْتَيْنِ . رواه أبو داود
Lalu dia shalat Maghrib bersamaku ketika orang yang berpuasa berbuka… Kemudian dia berpaling kepadaku dan berkata, “Wahai Muhammad, ini merupakan waktu para nabi sebelummu. Dan waktu tersebut adalah antara dua waktu itu.” (HR. Abu Dawud)
e. Hadits Abu Hurairah
ثُمَّ صَلَّى الْمَغْرِبَ بِوَقْتٍ وَاحِدٍ حِينَ غَرَبَتِ الشَّمْسُ وَحَلَّ فِطْرُ الصَّائِمِ … ثُمَّ قَالَ : الصَّلاَةُ مَا بَيْنَ صَلاَتِكَ أَمْسِ وَصَلاَتِكَ الْيَوْمَ . رواه النسائي
Kemudian beliau shalat Maghrib tepat ketika matahari sudah tenggelam dan diperbolehkan berbuka puasa. Kemudian beliau bersabda, “Waktu shalat yaitu antara waktu shalatmu yang kemarin dan waktu shalatmu hari ini.” (HR. Nasa’i)
f. Hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash
Selain hadits di atas, hadits yang diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash berikut menguatkan kesimpulan berakhirnya waktu shalat Maghrib adalah hingga habisnya mega merah. Rasulullah saw. bersabda:
فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْمَغْرِبَ فَإِنَّهُ وَقْتٌ إِلَى أَنْ يَسْقُطَ الشَّفَقُ . رواه مسلم
“Bila kalian shalat Maghrib, maka waktunya berlangsung hingga habisnya mega merah.” (HR. Muslim)
g. Hadits Abu Qatadah
إِنَّمَا التَّفْرِيطُ عَلَى مَنْ لَمْ يُصَلِّ الصَّلاَةَ حَتَّى يَجِىءَ وَقْتُ الصَّلاَةِ الأُخْرَى. رواه مسلم
“Disebut menyia-nyiakan shalat itu bagi orang yang menunda-nunda waktu shalat hingga datang waktu shalat berikutnya.” (HR. Muslim)
Baca Juga:
Inilah Keutamaan dan Dahsyatnya Waktu Shalat Ashar
***
Penutup
Demikian sedikit penjelasan mengenai tema ini. Semoga ada manfaatnya bagi kita bersama. Bila ada tambahan keterangan maupun koreksi dari Pembaca, mohon disampaikan pada kolom komentar.
Allahu a’lam.
________________
Sumber:
Buku Rahasia 7 Waktu Shalat, Ahda Bina A., Lc., M.H.I.
Artikel: Afdhal Auqat as-Shalah.
Tinggalkan Balasan