Ada seorang kawan bertanya, “Berapa sih anggaran yang diperlukan untuk membangun dan renovasi rumah?”
Secara singkat saya menjawab berdasarkan pengalaman, “Membangun ataupun renovasi rumah itu tidak ada habisnya. Berapapun anggaran yang disediakan pasti habis dan selalu kurang.”
Memang orang yang belum punya pengalaman membangun ataupun renovasi rumah itu suka membuat rencara anggaran yang detail. Hal itu sama sekali tidak salah. Memang yang baik ya seperti itu. Namun hendaknya kita harus siap, bahwa pelaksanaannya tidak akan pernah sesuai dengan yang telah direncanakan. Sehingga kita pun tidak usah kaget. Biasa saja, karena sudah wajar dan lumrah seperti itulah yang selalu terjadi dan dialami semua orang…
Membangun ataupun renovasi rumah itu tidak sama dengan perjalanan ke luar kota. Rute sudah ditentukan, uang bensin bisa dipastikan, waktu juga bisa diperkirakan. Secara umum akan berjalan sesuai rencana. Nah, membangun dan renovasi rumah tidak seperti itu.
Seringkali terjadi, awalnya hanya ingin membangun rumah dengan dua kamar tidur. Eh, tiba-tiba ditengah perjalanan pingin nambah satu kamar tidur. Semula merasa cukup dengan satu kamar mandi, lalu berubah pikiran harus dua kamar mandi. Demikian dan seterusnya. Otomatis pasti juga nambah biaya yang tidak sedikit.
Juga tidak jarang, semula hanya ingin renovasi satu kamar, eh ternyata kemudian juga pingin nambah yang lain-lain. Kolam ikan, gazebo, mengecat ulang, dan sebagainya. Anggaran pun membengkak tidak karuan.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya ingin berbagai sedikit pengalaman dalam membangun dan renovasi rumah. Semoga bermanfaat.
Baca Juga:
Bagaimana Ya Rasanya Punya Rumah Sendiri?
***
1. Wajib berhemat dan menabung
Kalau kita sudah punya niat membangun rumah, tentunya niat itu harus kita imbangi dengan gerakan nyata yang mendukung. Yaitu berhemat dengan sebaik mungkin, sehingga kita bisa menabung dengan tertib dan disiplin.
Yah, kecuali kalau kita pas dapat warisan yang lumayan besar. Ini memang rejeki nomplok. Bisa langsung kita manfaatkan untuk membangun rumah idaman. Tapi kalau tidak, ya tidak masalah. Kita tidak perlu menyalahkan nasib. Apalagi sampai menyalahkan Yang Maha Kuasa. Na’udzu billah min dzalik. Kita harus yakin, bahwa semua sudah diatur dengan baik. Tugas kita adalah tetap berprasangka baik dan berusaha sebaik-baiknya.
Adapun bagaimana cara menabung yang baik dan benar itu, kita bisa klik di sini.
2. Membangun secara bertahap
Ada baiknya, sebelum bikin rumah itu kita sudah punya rencana jangka panjang dan jangka pendek sesuai keperluan keluarga. Tentunya keperluan keluarga ini tidak sama antara satu keluarga dan keluarga yang lain.
Misalnya untuk keperluan jangka panjang kita ingin membangun rumah dengan dua lantai dengan rincian:
- lima kamar tidur
- tiga kamar mandi
- ruang tamu
- ruang keluarga
- dapur
- kolam ikan
- gazebo
- garasi
- ruang makan
- taman depan
- taman belakang
Lalu kita bikin prioritas, kita mau membangun yang mana dulu. Bagaimana tata ruangnya, kalau perlu kita menggunakan jasa seorang arsitek dengan rekomendasi dari teman-teman terdekat.
Jadi kita bikin tahap satu, tahap dua, tahap tiga, dan seterusnya. Memang biasanya nanti ada perubahan. Ya namanya juga rencana. Namun perencanaan yang baik akan lebih memudahkan kerja kita kemudian. Karena rencana adalah setengah dari pekerjaan.
3. Sesuaikan dengan kemampuan
Tiap orang memiliki kemampuannya masing-masing. Ada yang berpenghasilan besar, ada yang berpenghasilan kecil. Semuanya baik-baik saja. Asalkan kita tetap pandai bersyukur dan mampu memanfaatkan dengan sebaik mungkin.
Dalam membangun maupun renovasi rumah, hendaknya kita tidak memaksanakan diri. Tidak perlu ngoyo. Kita sesuaikan saja dengan kemampuan yang sebenarnya. Karena membangun maupun renovasi rumah itu meskipun kelihatan kecil dan sedikit, nanti pada pelaksanaannya pasti terasa mahal dan berat.
Kita ingat, harga bahan bangunan selalu naik dari waktu ke waktu. Demikian pula upah harian bapak tukang dan bapak kuli. Pasti naik. Untuk itu kita perlu belajar kembali untuk bersikap sabar.
Sabar di sini tentunya bukan berarti tidak melakukan apa-apa dan pasrah pada keadaan. Namun sabar dengan sikap kreatif tentang bagaimana mengatur siasat yang jitu menghadapi kenyataan yang terasa sulit dan berat. Di antaranya adalah siasat mengatur dan menyeimbangkan antara kemauan dan kemampuan. Jangan sampai kemauan kita terlampau jauh di atas kemampuan kita. Nanti kita bisa stress dan malah mengganggu konsentrasi kita melaksanakan berbagai kegiatan sehari-hari.
Baca Juga:
Cara Menabung Yang Istiqamah Sekaligus Investasi Yang Benar
4. Segera mulai melaksanakan
Uang kalau disimpan terlalu lama, bukannya bertambah, namun malah berkurang dan bisa habis duluan sebelum dipakai sesuai rencana. Oleh karena itu, bila kiranya sudah cukup untuk membangun pondasi misalnya, sebaiknya kita segera mulai saja. Nanti kalau sudah mulai, biasanya rejeki itu datang ada saja. Demikian pengalaman semua orang.
Kalau tidak segera dimulai, dapat rejeki tambahan pun kita tidak tahu ke mana habisnya. Namun kalau sedang membangun maupun renovasi rumah, insya Allah pasti masuk ke bangunan. Dengan begitu, seringkali kita bahkan jadi heran. Kok bisa ya kita akhirnya mampu membangun rumah yang lumayan besar. Padahal awalnya kita pesimis, apakah bisa selesai.
Sementara orang yang tidak segera mulai membangun rumah, biasanya malah selalu menunda-nunda rencananya. Katanya tahun kemarin sudah mau mulai, ternyata sampai sekarang belum juga ada apa-apanya. Nah, kemungkinan dia takut, apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan bangunan.
Teori memang tidak selalu sama dengan kenyataan. Teorinya uang sudah terkumpul, baru mulai pelaksanaan. Namun nyatanya uang malah tidak pernah bisa ngumpul. Di situlah kita perlu teori baru yang lebih bagus. Yaitu kita mulai saja dulu sedikit demi sedikit, sambil jalan nanti pasti ada rejeki. Bukankah rumah adalah kebutuhan pokok yang harus bisa kita penuhi untuk keluarga. Kita pun harus yakin, Allah pasti akan menurunkan pertolongan-Nya bagi keluarga kita.
5. Dapatkan tukang bangunan dan kuli yang amanah
Sebenarnya inilah kunci utama bagaimana membangun ataupun renovasi rumah yang tepat. Karena separuh dari harga bangunan ada pada jasa Bapak Tukang dan Bapak Kuli. Kalau mereka amanah, kerja dengan cepat dan cekatan, maka semua proses pembangunan akan berlangsung dengan baik. Demikian pula sebaliknya.
Banyak kejadian, bangunan yang sebenarnya bisa diselesaikan dalam waktu satu bulan, menjadi satu bulan setengah. Karena tukang dan kuli yang tidak amanah. Mereka ingin mengulur waktu pembangunan, dengan tujuan mendapatkan kesempatan kerja yang lebih lama.
Bagi kita yang belum punya pengalaman, tentu saja hal ini membuat kita jadi pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak? Anggaran jadi berantakan dan rencana pun jadi amburadul.
Oleh karena itu, sebaiknya kita cari informasi kepada teman-teman terpercaya dulu. Cari referensi, siapa kiranya bapak tukang yang bisa diandalkan dan amanah itu. Insya Allah mereka akan memberikan informasi itu dengan segala senang hati. Dengan memberikan informasi itu, berarti mereka telah menolong kita sebagai seorang sahabat, juga menolong bapak tukang untuk memperoleh penghasilan yang halal.
Dan sedikit catatan, biasanya bapak tukang itu sudah punya kuli yang dia sukai. Jadi kita tinggal kontak bapak tukang, nanti dia akan bawa kuli sendiri. Bahkan kalau diperlukan, bapak tukang itu juga sudah punya teman-teman sesama tukang bangunan. Jadi bila kita memerlukan beberapa tukang sekaligus, nanti dia yang akan bawa. Dan itu akan membuat para tukang dan kuli akan bekerja dengan lebih baik, karena mereka akan merasa lebih nyaman dengan timnya sendiri.
6. Jalin hubungan kekeluargaan dengan bapak tukang dan bapak kuli
Ini yang kadang-kadang kita kurang perhatian. Bapak Tukang dan Bapak Kuli itu juga manusia seperti kita. Bagaimana mereka akan bekerja dengan maksimal, bila perlakuan kita pada mereka kurang baik.
Misalnya sekarang jasa seorang tukang bangunan itu sehari 100 ribu, untuk kuli 8o ribu. Tidak ada perjanjian makan, minum, maupun kue-kue. Namun tentu saja sebagai pemilik rumah yang baik tetap kita sediakan minuman dan kue setiap pagi dan siang hari. Misalnya tiap orang kita jatah kue 5-10 ribu rupiah, plus kopi dan air putih.
Jangan pernah merasa eman, karena mereka akan memberikan hasil yang terbaik bagi kita sekeluarga. Mereka akan bekerja dengan sungguh-sungguh, bahkan tanpa pengawasan kita sama sekali. Asal mereka memang amanah.
Jadi sikap amanah para tukang dan kuli itu harus kita imbangi dengan perlakuan yang baik dan manusiawi. Kita bantu mereka untuk tetap amanah. Jangan sampai gara-gara sikap kita yang cuek, apalagi ditambah dengan cerewet dan bawel, akhirnya mereka jadi kurang amanah.
Untuk memberikan kesan yang sempurna, boleh juga ditambahkan uang tips di akhir pembangunan rumah. Yah kita lihat saja berapa lama mereka bekerja. Untuk kerja satu bulan, bisa kita berikan uang tips satu hari. Tapi diberikannya di akhir pembangunan, bukan tiap bulan. Hal ini sangat penting, tapi juga tidak harus. Sewaktu-waktu kita perlukan, mereka akan segera menyempatkan diri. Karena seorang tukang yang amanah pasti banyak dicari orang.
Baca Juga:
Tips Jitu Menambah Penghasilan buat Keluarga
***
Penutup
Inilah sedikit sharing pengalaman dalam membangun dan renovasi rumah. Saya sendiri bukan seorang ahli perencanaan, bukan pula ahli bangunan. Namun semua ini hanyalah sebuah semangat untuk berbagi sedikit apa yang saya ketahui dan alami sendiri. Semoga ada manfaatnya.
Allahu a’lam.
_____________
Bacaan:
Artikel Nazharah al-Islam fil-Maal. Prof. Dr. al-Husain bin Muhammad Syawath dan Dr. Abdul Haq Humaisy.
Tinggalkan Balasan