Ceramah merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan dakwah. Istilahnya adalah amar makruf dan nahi mungkar. Mengajak kepada kebaikan dan melarang perbuatan buruk.
Selain memberikan teladan dalam kehidupan sehari-hari, dalam banyak kesempatan Rasulullah Saw. juga menyampaikan dakwah secara lisan.
Saat ini dengan mudah kita bisa memperoleh materi ceramah, baik berupa tulisan maupun video dari berbagai ustadz dan kiai kenamaan, baik dari tanah air maupun manca negara.
Teknik berceramah itu sebenarnya lebih longgar daripada khutbah resmi, seperti: khutbah Jum’at dan hari raya. Terserah kepada kita sesuai keadaan para pendengar atau jamaah.
Namun demikian, ada baiknya kita sampaikan tata cara berceramah yang baku atau sesuai dengan standar yang berlaku secara umum.
A. Teknik Ceramah Yang Baik dan Benar
Tata cara berceramah yang lengkap itu terdiri dari tiga unsur, yaitu: pembukaan, materi dan penutup. Berikut ini penjelasan singkat bagi tiap bagian tersebut:
1. Pembukaan
Secara umum pembukaan ini cukup penting. Ibaratnya hendak bertamu, tentu saja kita perlu memberikan pendahuluan sebelum kemudian menyampaikan maksud dan tujuan dari kedatangan kita.
a. Salam
Salam di sini boleh secara singkat: Assalamu ‘alaikum.
Bisa pula ditambah sedikit: Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah.
Namun tentu lebih afdhal yang sempurna, yaitu: Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
b. Hamdalah
Hamdalah juga bisa dibaca secara singkat ataupun sempurna dengan berbagai variasinya. Seperti:
– Alhamdulillah.
– Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.
– Innal hamda lillah nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruh.
c. Shalawat
Untuk ceramah, sebaiknya shalawat kita baca yang singkat saja. Namun lebih afdhal yang lengkap.
Berikut ini beberapa pilihan shalawat singkat yang bisa kita gunakan dalam berceramah:
– Was shalatu was salamu ‘ala rasulillah.
– Was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, Muhammad ibni ‘Abdillah.
– Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
– Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
2. Materi Ceramah
a. Berdasarkan ayat al-Qur’an dan Hadits
Secara umum, materi ceramah yang baik hendaknya berisikan bimbingan, tuntunan, atau himbauan dengan berlandaskan pada al-Quran dan hadits.
b. Tidak terlalu panjang
Ceramah yang panjang apalagi melewati batas kebiasaan, akan membuat jamaah gelisah. Mereka berharap ceramah segera selesai. Pada waktu seperti itu, mereka sudah tidak fokus pada materi.
Boleh jadi di antara jamaah ada yang punya kepentingan dan keperluan lain yang sudah direncanakan sebelumnya. Sementara mereka juga segan untuk meninggalkan ceramah. Maka hendaknya kita tidak memberatkan keadaan mereka.
c. Sederhana dan sesuai dengan keperluan
Kita berceramah di tengah jamaah yang beraneka ragam profesi dan latar belakang keilmuannya. Untuk itu kita sajikan materi yang sederhana dan sesuai dengan kebutuhan mereka sehari-hari.
Selain materi, hendaknya bahasa yang kita gunakan juga sederhana saja. Kita sebaiknya menghindari istilah-istilah khusus yang hanya bisa dihapahami oleh kaum intektual saja. Kecuali jamaah kita memang dari kalangan yang sangat terpelajar.
e. Tidak menggurui
Kita tidak suka digurui. Kita lebih senang diajak dengan penjelasan yang logis dan sikap yang santun. Maka sudah sepantasnya kita pun memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain.
Jamaah terdiri dari kalangan yang heterogen. Boleh jadi antara mereka terdapat orang-orang yang ilmunya justru jauh di atas kita. Maka sikap tawadhuk selalu diperlukan, bahkan diusahakan.
3. Penutup
a. Ucapan terima kasih
Selesai menyampaikan isi ceramah, hendaknya kita menutup ceramah dengan ucapan terima kasih.
Hal itu kita lakukan sebagai kesempurnaan akhlak yang mulia.
b. Permohonan maaf
Tiada Gading yang tak retak. Bagaimanapun merasa sudah sempurna, selalu ada kekurangan dan kesalahan yang kita lakukan tanpa sadar dan sengaja.
Selain itu, mungkin saja isi ceramah kita telah menyinggung sebagian jamaah.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita menyampaikan permohonan maaf kepada jamaah, terutama setelah selesai menyampaikan materi ceramah.
c. Salam
Hal ini tidak wajib. Namun sangat disarankan sebagai kesempurnaan tata cara berceramah yang baik dan benar.
Tentu saja salam yang baik adalah salam yang paling sempurna, yaitu:
“Was salam alaikum warahmatullah wabarakatuh.”
Baca juga: Inilah Tuntunan Bagi Kita Dalam Mencari Ilmu
***
B. Ceramah Yang Menarik
Sebenarnya tidak ada aturan yang baku tentang bagaimana membuat ceramah yang menarik. Setiap penceramah memiliki gayanya sendiri-sendiri. Namun ada baiknya kami berbagi pengalaman sebagai berikut:
1. Jamaah tidak mengantuk
Orang mengantuk itu bisa karena lelah. Namun juga bisa karena bosan dengan materi ceramah yang kita sampaikan. Saya sendiri kalau melihat jamaah sudah mulai mengantuk, maka ceramah pun segera saya hentikan.
Bila jamaah tidak mengantuk, meskipun ceramah sudah berjalan lebih setengah jam. Apalagi di waktu biasanya orang tidur siang. Maka artinya ceramah kita cukup menarik dan bisa dipahami dengan baik.
2. Jamaah bertanya
Orang bertanya adalah tanda dia paham akan materi ceramah yang kita sampaikan. Mungkin dia bertanya mengenai materi lain, namun berkaitan dengan materi yang sudah kita sampaikan. Atau sekedar klarifikasi.
Apapun itu, orang bertanya adalah tanda. Bahwa ceramah kita cukup bermutu dan mampu menarik perhatiannya.
3. Ada yang lucu
Orang tertawa itu mesti ada sebabnya. Karena dia melihat sesuatu yang membuatnya merasa geli.
Orang melucu itu tidak mudah. Saya termasuk orang yang lama belajar teknik melucu yang baik dan benar. Juga memerlukan jam terbang dalam ceramah. Sehingga kita bisa merasa enjoy dengan gaya ceramah sendiri. Setelah itu, barulah kita berani melucu.
Dan ternyata, melucu itu juga membutuhkan keberanian. Selalu ada saja kemungkinan materi lawakan itu tidak bisa dipahami oleh jamaah. Sehingga hanya penceramah sendiri yang tertawa.
4. Undangan ceramah
Orang mengundang kita ceramah itu tentu bukan sembarangan pilih penceramah. Banyak alasan, mengapa kita menerima ceramah. Namun bila cukup banyak menerima undangan ceramah, boleh jadi hal itu menunjukkan bahwa kualitas ceramah kita sudah lumayan bagus.
5. Sesingkat mungkin
Orang mendengarkan itu lebih berat daripada berbicara. Oleh sebab itu, hendaknya kita selalu berusaha untuk mempersingkat durasi ceramah. Apa yang bisa disampaikan dalam 10 menit, kita sampaikan seperlunya saja. Sisa waktu bisa disampaikan materi yang berkaitan.
Kadang jamaah malah suka materi-materi yang saling bertentangan dan sambung-menyambung. Ibarat lukisan, warnanya jadi sangat beragam dan kontras satu sama lain. Bukan hanya hitam putih dan monoton.
6. Padat informasi
Selain singkat, hendaknya materi ceramah juga bisa dipadatkan. Ibaratnya dalam satu toples kue itu sudah berisi banyak ragam jajanan.
Namun hendaknya materi ceramah tetap saling berkaitan.
7. Jam terbang
Ceramah merupakan keterampilan. Butuh waktu untuk menjadi ahli dan mumpuni. Tidak bisa instan apalagi sekaligus.
Lama dan sebentar ini memang relatif. Ada orang yang perlu waktu lebih lama untuk belajar. Dan ada yang bisa lebih cepat. Namun secara umum tetap diperlukan waktu, alias jam terbang.
8. Mencontoh dari orang lain
Tidak ada salahnya kita mencontoh model dan metode ceramah dari orang lain. Khususnya yang sudah diakui oleh masyarakat sebagai penceramah yang bagus. Seperti K.H. Zainuddin MZ.
Meskipun pada akhirnya setiap orang memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri. Namun biasanya kita tetap punya contoh dan panutan sebagai model standar.
Baca juga: Membedakan Ulama Yang Wa’izh dan Yang Faqih
***
C. Macam-macam Ceramah
1. Menyampaikan informasi
a. Tata cara ibadah
Materi ini biasanya disampaikan untuk melengkapi dan menyempurnakan pengetahuan jamaah.
Jadi jamaah sudah memahami tata cara ibadah yang benar. Namun kemungkinan pengetahuan mereka belum penuh dan sempurna.
Dalam keadaan inilah ceramah ibadah diperlukan untuk melengkapi pengetahuan jamaah tersebut.
b. Tata cara interaksi sosial sesuai dengan ajaran Islam
Materi ini secara umum sangat diperlukan. Bisa dibilang materi ini merupakan ceramah yang akan selalu diperlukan oleh jamaah.
Karena boleh jadi di antara para jamaah ada problem dengan sesama jamaah yang lain.
Materi ini bisa merupakan solusi atas masalah tertentu. Namun juga bisa berupa antisipasi supaya suatu permasalahan tidak muncul, apalagi berkembang menjadi lebih besar.
c. Perkembangan dakwah terbaru
Materi ini juga sangat menarik. Karena materi ini akan meningkatkan ghirah atau semangat juang para jamaah untuk mengembangkan dakwah Islam.
Bahwa setiap muslim memiliki tanggung jawab individual dan kolektif untuk menyampaikan dakwah kepada orang lain. Baik kepada sesama muslim maupun kepada yang belum masuk Islam.
d. Perkembangan dunia Islam terkini
Materi ini sangat menarik. Ibarat makanan, ia masih fresh. Masih segar baru diangkat dari atas tungku.
Ibarat buah baru dipetik dari pohonnnya. Namun harus hati-hati. Hendaknya tetap kita sajikan dengan sebaik mungkin.
Meskipun materinya masih segar. Bila disajikan asal-asalan. Maka hasilnya seperti buah belum masih mentah dari pohonnya. Asam dan kadang bikin sakit perut.
2. Mengajak untuk mengerjakan kebajikan
a. Keutamaan suatu amal saleh
b. Pahala dan balasan dosa
c. Manfaat dan hikmah ajaran Islam
3. Mengajak untuk meninggalkan keburukan
a. Menjelaskan kerugian akibat amal buruk
b. Menjelaskan besarnya dosa
c. Akibat jangka panjang
Allahu a’lam.
Membedakan Ulama Yang Wa’izh dan Yang Faqih
[…] Baca juga: Tips Ceramah Yang Baik dan Menarik, Serta Macam-macamnya […]