Dalam Islam, ilmu merupakan mata uang yang sangat berharga. Dengan iman dan ilmu, Allah berjanji akan mengangkat derajat manusia. Orang yang bepergian untuk menuntut ilmu, maka dia sama dengan berjuang fi sabilillah, hingga dia kembali. Orang yang menempuh perjalanan untuk belajar, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.
Namun ilmu memang tidak mudah untuk diperoleh. Menurut Imam asy-Syafi’i, ada enam syarat supaya kita bisa maksimal dalam belajar. Beliau berpesan:
أَخي لَن تَنالَ العِلمَ إِلّا بِسِتَّةٍ
سَأُنبيكَ عَن تَفصيلِها بِبَيانِ
ذَكاءٌ وَحِرصٌ وَاِجتِهادٌ وَبُلغَةٌ
وَصُحبَةُ أُستاذٍ وَطولُ زَمانِ
Wahai saudaraku, engkau tidak akan memperoleh ilmu, melainkan dengan enam hal. Aku akan menyampaikan apa saja itu, yaitu: harus cerdas, bersifat rakus, sungguh-sungguh, bekal yang cukup, dekat dengan guru, dan waktu yang lama.
1. Cerdas
Allah menciptakan manusia memang bertingkat-tingkat kecerdasannya. Dan kecerdasan itu sendiri bermacam-macam. Ada orang yang cerdas di bidang matematika, ada yang cerdas di bidang fisika, ada pula yang diberikan kecerdasan di bidang bahasa. Demikian dan seterusnya.
Untuk mengetahui jenis kecerdasan yang dimiliki oleh seorang anak atau peserta didik, ada baiknya dikonsultasikan kepada ahlinya. Bukan berarti kita tidak boleh belajar pada bidang yang diminati, namun untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, kita perlu mengetahui potensi kecerdasan yang Allah berikan pada diri kita.
2. Rakus
Tidak pernah puas. Dia selalu merasa kurang dan kurang. Sebagaimana ilmu Allah memang sama dengan samudera yang tiada bertepi. Seberapapun banyaknya ilmu manusia, tidak lebih daripada air yang menempel pada jarum yang dicelupkan pada samudera itu.
Di samping itu, seluruh ilmu saling berkaitan satu sama lain. Ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah maupun bangku kuliah itu saling melengkapi. Tidak bisa berdiri sendiri. Maka sebenarnya tidak ada orang yang lebih pintar daripada orang lain, karena setiap orang memiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Baca juga: Penting! Inilah Struktur dan Korelasi Ilmu-ilmu Keislaman
3. Sungguh-sungguh
Lawannya adalah main-main. Orang yang belajar, kalau mau sukses, dia harus bersungguh-sungguh. Serius. Tidak boleh main-main. Tidak boleh sambil lalu. Bahkan dia bersedia berkorban. Mengorbankan kesenangannya, mengorbankan sebagian waktu istirahatnya, mengorbankan kesempatan untuk memperoleh harta yang lebih banyak, dan seterusnya.
Orang yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu, biasanya dia punya target tertentu, yang dia rencanakan dalam waktu tertentu pula. Itulah yang pada zaman sekarang biasa disebut dengan kurikulum, mata pelajaran/kuliah, jadual masuk kelas, serta penilaian sebagai evaluasi hasil belajar.
4. Bekal yang cukup
Secara ekonomi orang yang belajar memang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Apalagi ilmu-ilmu teknologi yang memerlukan praktik dengan berbagai sarana dan fasilitas yang serba mahal. Demikian pula apabila kita perlu tinggal di negara lain dalam waktu tertentu, tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Baik untuk tiket pesawat maupun biaya hidup di sana.
Memang kadang kita bisa menemukan program beasiswa. Dalam hal demikian, berarti ada orang lain yang telah mengeluarkan biaya untuk keperluan belajar kita. Dialah yang telah menanggung dan mencukupi syarat yang keempat ini.
5. Dekat dengan guru
Belajar suatu ilmu harus ada gurunya. Dari guru itu kita belajar teori, praktek, dan akhlak. Bahkan punya guru saja tidak cukup. Untuk sukses secara maksimal, seorang murid itu harus dekat dengan gurunya. Dekat secara fisik, emosi, maupun yang lainnya.
Seorang guru akan memberikan pengaruhnya yang kuat. Sehingga ada ungkapan: Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Maka hendaknya kita mencari guru yang tepat untuk memperoleh ilmu yang berkah.
6. Waktu yang panjang
Belajar yang serius tidak bisa dilakukan secara instan. Dalam waktu singkat ingin memperoleh ilmu yang luas dan mendalam. Hal itu mustahil.
Semua ilmu membutuhkan waktu yang panjang. Semakin luas dan dalam ilmu yang ingin dipelajari, maka semakin lama waktu yang diperlukan.
Penutup
Nah, itulah enam syarat bagi orang yang hendak belajar dan sukses secara maksimal menurut Imam asy-Syafi’i. Semoga Allah merahmatinya, dan semoga kita semua memperoleh berkah dari ilmu yang Allah berikan kepada beliau.
Amin…
Hukum Seorang Ustadz Menerima Honorarium Ceramah
[…] Baca juga: Syarat Sukses Dalam Menimba Ilmu Menurut Imam Syafi’i […]
Memahami Struktur dan Korelasi Ilmu-ilmu Keislaman
[…] Baca juga: Syarat Sukses Dalam Menimba Ilmu Menurut Imam Syafi’i […]
Ketika Wali Santri Tidak Puas dengan Kebijakan Pesantren
[…] Baca juga: Syarat Sukses Dalam Menimba Ilmu Menurut Imam Syafi’i […]
Supaya Kita Hormat kepada Para Imam Mazhab
[…] Baca juga: Syarat Sukses Dalam Menimba Ilmu Menurut Imam Syafi’i […]
Contoh Ilmu Fardhu ‘Ain dan Ilmu Fardhu Kifayah
[…] Baca juga: Syarat Sukses Dalam Menimba Ilmu Menurut Imam Syafi’i […]