SHOPPING CART

close

Seberapa Pentingkah Kita: Man ‘Arafa Nafsah ‘Arafa Rabbah

Yah!

Seberapa pentingkah diri kita ini?

 

Bila masih terasa penting, maka sebenarnya kita tidak penting.

Semakin merasa pernting, maka sebenarnya juga semakin tidak penting.

 

Oh ya tentu saja.

Penting atau tidak itu sifatnya relatif.

Sebagai orangtua kita adalah penting untuk mengurus anak-anak.

Sebagai pasangan kita adalah penting untuk mencukupi kebutuhan pasangan. Atau saling mencukupi.

Dan sebagai anggota masyarakat adalah kita penting untuk saling mendukung dan menjaga semangat solidaritas.

 

Namun di hadapan Allah.

Kita harus merasa benar-benar tidak penting.

 

Padahal sebagai orangtua itu kita tidaklah selalu.

Sebagai pasangan itu juga tidak selalu. Demikian pula sebagai anggota masyarakat itu pun kadang-kadang saja.

Dan yang selalu itu hanya satu.

Yaitu ketika kita bersama Allah. Sewaktu kita di hadapan Allah.

Padahal kita adalah selalu bersama-Nya.

 

Siapakah kita di hadapan-Nya?

Kita atau Dia yang memerlukan? Kita.

Dia atau kita yang memberikan rasa keamanan? Dia.

Kita atau dia yang merasa lapar? Kita.

Dia atau kita yang memberi makan? Dia.

 

Kita bersama makhluk itu kadang-kadang saja. Bahkan sebenarnya bila kita hitung dengan cermat. Sangat jarang.

Itu pun lebih sering tidak pentingnya.

Namun bersama Allah. Kita adalah selalu bersama-Nya. Yang dalam sedetik saja. Beranikah kita untuk merasa penting?

 

Bukankah karena kita Dia disembah?

Memang sudah seberapa bagus kita telah menyembah-Nya?

Nabi teragung saja merasa ibadahnya tidak pernah merasa penting.

Lalu bagaimanakah dengan nasib “ibadah” kita. Yang lebih sering setengah-setengah dan asal-asalan itu?

Asal dilaksanakan, Yang penting selesai. Yang penting sudah sah. Secara fiqih.

 

Maka seberapa pentingkah sebenarnya diri kita ini?

Secara hakekat kita ini bahkan seluruh umat manusia. Bahkan sebagai makhluk sekali pun.

Adalah pasti tidak penting.

 

Namun Allah dengan kemurahan-Nya.

Telah memberikan kemuliaan kepada kita sebagai umat manusia.

Dia ciptakan diri kita dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Pada diri kita Dia tiupkan sendiri ruh-Nya.

Untuk diri kita Dia siapkan seluruh keperluan hidup dan mati kita.

Di dunia hingga di akhirat.

 

Bila kita merasa penting. Janganlah itu karena kita merasa penting dengan sendirinya.

Namun hendaknya karena Dia telah memberikan kedudukan yang penting pada diri kita.

Dia sungguh-sungguh merencanakan diri kita sebagai khalifah.

Datang belakangan. Namun diberikan bekal yang paling baik.

Sebagai rahmat bagi yang sudah ada duluan.

 

Kita adalah makhluk ragil. Yang menentukan baik-buruknya bumi.

 

Apakah seorang budak itu penting? Tentu saja dia penting. Bagi majikannya.

Namun hamba Allah. Justru Dia yang memuliakan kita terlebih dahulu. Sebelum kita berkewajiban untuk memuliakan dan mengagungkan-Nya.

 

Allahu a’lam.

_______________

Baca Juga:

Oke Saya Muslim Terus Siapa Yang Verifikasi

Tags:

0 thoughts on “Seberapa Pentingkah Kita: Man ‘Arafa Nafsah ‘Arafa Rabbah

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

  1. Maaf pada : 4. Kesadaran lingkungan bertasbih dan beribadah kepada Allah Allah Swt. berfirman: سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا…

  2. Mat malam.. mohon maaf sebelumnya, mau tanya apakah dalam sebuah perkumpulan arisan keluarga atau kami disini menyebutnya arisan peguyuban daerah…

https://taraboulsi.com/ https://taraboulsi.com/ https://aqiqohmalang.com/slotgacor/
sawercuan slot/ slotgacor