SHOPPING CART

close

Pengalaman Berkunjung ke Purwokerto Banyumas Jawa Tengah

Hari Kamis yang lalu seharusnya saya sudah berangkat ke Purwokerto. Namun mendadak ada berita duka, sehingga perjalanan baru bisa saya lakukan pada hari Jumat pagi, jam 08.00. Dari Kota Malang.

Bismillah. Naik kereta api.

Baca Juga: 

Pengalaman Baru Saya Belanja Buku di Khartoum

***

#1. Persiapan Perjalanan

Seperti biasanya. Saya paling bersemangat ketika mau berangkat. Seminggu sebelumnya saya browsing berbagai hal yang berkaitan dengan daerah tujuan. Tentang:

  • bahasa
  • tempat-tempat wisata
  • kuliner
  • tempat bersejarah
  • sarana transportasi

Selama seminggu itu selama berjam-jam saya gunakan kesempatan untuk mengenal daerah tujuan. Yang paling saya khawatirkan adalah perjalanan. Mau naik apa. Pesawat, kereta, atau bus. Pilihan kedua dan ketiga itu biasanya yang paling alot. Bikin resah dan gelisah.

Bus enaknya kursi empuk. Kalau malam lampu dimatikan. Tapi kalau kebelet ke kamar mandi jadi susah dan ribet banget. Kadang harus nahan berjam-jam. Mau ke toilet sungkan dengan penumpang yang dekat situ. Terus saya juga punya pengalaman kurang bagus. Persoalan kursi yang tiba-tiba diganti, karena pergantian armada bus. Ini payah banget.

Kereta itu enaknya kalau perlu ke kamar mandi relatif lebih bersih dan nyaman. Tapi kursi keras. Meskipun sudah tersedia kelas bisnis sekalipun. Saya kurang nyaman. Tambahan lampu selalu terang buanget. Dan setiap stasiun mesti terdengar pengumuman dengan suara keras benar. Pengumuman bising. Dan masih ada terjemahannya ke dalam bahasa Inggris. Waduh maaf ya Bapak Masinis dan teman-teman…

Namun setelah mempertimbangakan ini dan itu. Setelah menonton video ini dan itu. Akhirnya saya memutuskan kali ini: naik kereta…

Baca Juga: 

Kisah-kisah Ajaib dari Khartoum Negeri Sudan

***

#2. Tips Jitu Pilih Nomor Kursi Kertanegara Malang-Purwokerto

Sesuai pesan dan pengalaman salah seorang YouTuber. Saya pesan tiket Kertanegara. Dengan nomor besar. Yaitu 12-21.

Menurut pengalaman dari YouTuber itu. Kalau kita naik Kertanegara dari Malang, dan ingin kursi kita menghadap ke depan. Maka kita harus pesan nomor kursi 12 ke atas.

Kalau kita berangkat dari Purwokerto. Maka kita pilih nomor kursi yang kecil. Yaitu: 1-11. Supaya kita memperoleh kursi yang menghadap ke depan.

Alhamdulillah. Terbukti tips tersebut sangat manjur. Saya pesan nomor 13. Dan benar saja. Kursi saya menghadap ke depan. Sekali lagi saya mengucap alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah…

Saya berangkat dari rumah pada pukul 07.10. Sangat mepet dengan keberangkatan, padahal perjalanan sepeda motor setidaknya perlu waktu setengah jam. Mungkin karena alasan itu, istri pun sepertinya agak emosi. Mengapa saya berangkat agak telat.

Grab datang dengan cepat. Saya langsung naik dan sampai di stasiun pukul 07.30. Alhamdulillah…

Masuk stasiun saya langsung ngeprint tiket. Dan berjalan menuju kereta. Masih ada cukup waktu untuk mengerjakan banyak hal. Termasuk beli air mineral yang belum saya siapkan.

Baca Juga: 

Ketika Internet Dimatikan Selama Satu Bulan

***

#3. Perjalanan Kerja

Tentu saja perjalanan kali ini merupakan perjalanan dalam rangka melaksanakan tugas. Bukan jalan-jalan atau bersenang-senang. Oya meskipun diam-diam saya sudah lama pingin pergi ke Purwokerto.

Pertama, karena ada seorang penulis yang sangat saya suka. Yaitu Ahmad Tohari. Beliau menulis banyak novel yang sangat bagus. Di antaranya berlatar belakang pedesaan yang berada di sekitar Purwokerto.

Kedua, karena ada sebuah Universitas Muhammadiyah yang dikabarkan sedang melakukan banyak kemajuan. Yaitu Universitas Muhammadiyah Purwokerta.

Ketiga, saya ingin mendengar bahasa Banyumasan secara langsung di Kabupaten Banyumas, hehe…

Sebenarnya istri mau ikut. Tapi tidak jadi. Khawatir capek, katanya. Yah kalau mau tidak capek memang sebaiknya di rumah saja. Secapek-capeknya di rumah, masih capek berada dalam perjalanan. Apalagi perjalanan jauh lebih dari sepuluh jam.

Baca Juga: 

Pinjam Kartu ATM Hanya untuk Selamanya: Tips Spesial

***

#4. Kesan Perjalanan Kali Ini

Sesungguhnyalah. Baru kali ini saya menyadari. Bahwa sebab globalisasi melalui berbagai media. Baik karena tontonan maupun budaya gengsi dan ikut-ikutan. Ke manapun kita pergi. Sepertinya kita tidak sedang jauh dari rumah sendiri.

Sarana Transportasi

Mulai dari sarana transportasi. Kereta api, bus, travel, dan seterusnya. Termasuk gojek, grab dan sarana transportasi online. Membuat perjalanan. Ke mana pun. Jadi terasa sama saja.

Sekarang kita pesan kursi kereta api, bus, pesawat, kapal. Semua lewat online. Jadi caranya pesan sama saja. Tidak ada bedanya sama sekali.

Wahana Rekreasi

Demikian pula tempat rekreasi. Semua daerah menawarkan arena/wahana yang sama. Persis.

Sampai alun-alun pun didesain sama. Sehingga saya merasa melihat Alun-alun Purwokerto itu sama dengan Alun-alun Kota Malang. Sama juga dengan Alun-alun Kota Batu.

Wisata Kuliner

Juga ketika saya mencoba untuk menikmati kuliner. Sama juga. Yang mendominasi adalah aneka jajanan yang bukan milik nenek moyang kita. Di Malang saya seringkali menemani anak-anak pergi beli jajanan yang bukan Nusantara itu. Karena anak-anak saya tidak suka jajanan orang tua seperti saya. Mereka suka jajanan anak-anak jaman sekarang.

Sampai ketika saya di Purwokerto. Yang menurut kesan saya masih kuat budaya daerahnya. Yang sepertinya akan menawarkan budaya Jawa yang lebih kental. Yah ternyata sama saja. Di sepanjang jalan sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto itu. Saya hanya menyaksikan berbagai macam jajanan yang tidak berbeda dengan aneka jajanan di dekat perumahan saya.

Budaya Daerah

Pun ketika saya memperhatikan jalan-jalan di Purwokerto itu. Juga sama dengan jalan-jalan di Malang. Yang ada adalah rumah-rumah yang tertutup. Tidak ada orang di depan rumah. Bahkan tidak ada orang berjalan kaki. Yang ada adalah kendaraan sepeda motor dan mobil yang berseliweran.

Sehingga. Buyar sudah angan-angan saya tentang Purwokerto. Yang saya kira sedikit berbeda dengan Kabupaten Malang. Ternyata sama saja. Bentuk rumahnya juga sama. Bahkan ketika saya mencoba bicara dengan beberapa orang yang katanya asli Purwokerto. Sama juga bahasanya dengan saya.

Logat Banyumasan

Hanya saya sedikit terhibur. Ketika perjalanan pulang dari penginapan ke stasiun.

Saya naik grab. Sopirnya bapak-bapak yang agak sepuh. Saya bicara pakai bahasa Indonesia campur Jawa kromo inggil. Bapak itu pun menjawab dengan bahasa Indonesia yang kadang juga campur kromo inggil. Tapi dengan logat yang beda. Logat khas Banyumasan. Ini yang saya cari.

Alhamdulillah. Akhirnya ketemu juga, Sodara-sodara…

Baca Juga: 

Ngasak Telo!! Untungnya Rumah Dekat Sawah!!

***

#5. Kembali ke Malang

Seperti biasanya. Meskipun pada mulanya saya sangat penasaran dengan tempat tujuan. Entah itu negara, propinsi, pulau maupun kota. Namun ketika sudah sampai tujuan. Terutama ketika hanya sendirian. Tidak ada istri dan anak-anak. Saya langsung pingin pulang secepatnya. Bahkan kalau perlu hari itu juga. Entah pagi, sore ataupun malam.

Saya sendiri terbiasa pesan tiket. Entah itu kereta, bus maupun pesawat. Pada hari keberangkatan.

Awalnya saya ingin pesan tiket kereta api yang berangkat jam pagi. Yaitu jam 08.00. Malioboro Express. Namun saya sangat khawatir kalau dapat kursi yang menghadap ke belakang.

Maka jadilah saya pesan tiket kereta api yang berangkat malam hari. Berangkat jam 18.40. Yaitu Kertanegara. Karena saya sudah tahu kuncinya. Yaitu, kalau berangkat dari Purwokerto harus pilih nomor yang kecil: 1-11. Insya Allah menghadap ke depan.

Dan benar saja. Saya pilih nomor 9. Ternyata informasi itu tidak salah. Kursi saya menghadap ke depan.

Dan sama dengan keberangkatan sebelumnya. Kali ini kursi samping saya juga kosong. Dari berangkat sampai tiba di tujuan. Bahkan saya perhatikan. Kursi yang kosong jauh lebih banyak daripada yang terisi.

Di satu sisi. Saya senang karena bisa duduk dengan lebih nyaman. Namun di sisi lain. Ada juga rasa kasihan dan sesal. Tapi saya kira tidak masalah. Bukankah PT KAI akhir-akhir ini semakin profesional. Jadi pastilah semua sudah dihitung dengan baik. Terutama dari sisi untung dan ruginya. Pasti untung. Semoga…

Baca Juga: 

Jangan Lupa Bahwa Ikan Juga Perlu Udara Segar

***

Penutup

Inilah sekelumit cerita perjalanan saya. Dari Kota Malang ke Kota Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. Semoga ada positif yang bisa kita ambil. Bila ada tanggapan dari Pembaca. Mohon tidak sungkan menyampaikannya pada kolom komentar.

Terima kasih

stasiun-purwokerto
Saya belum pernah melihat stasiun yang sekinclong Stasiun Purwokerto. Terutama untuk stasiun keberangkatan. (Sumber: dokumen pribadi)
Tags:

0 thoughts on “Pengalaman Berkunjung ke Purwokerto Banyumas Jawa Tengah

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

  1. Maaf pada : 4. Kesadaran lingkungan bertasbih dan beribadah kepada Allah Allah Swt. berfirman: سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا…

  2. Mat malam.. mohon maaf sebelumnya, mau tanya apakah dalam sebuah perkumpulan arisan keluarga atau kami disini menyebutnya arisan peguyuban daerah…

https://taraboulsi.com/ https://taraboulsi.com/ https://aqiqohmalang.com/slotgacor/
sawercuan slot/ slotgacor