Membaca al-Qur’an tanpa tajwid mengandung dua kemungkinan, yaitu tidak mengetahui tajwid tapi bacaannya sesuai dengan tajwid, atau tidak mengetahui tajwid dan bacaannya tidak sesuai dengan tajwid.
Baca Juga:
Keutamaan Memahami Nama-nama Bacaan Tajwid
***
1. Tidak mengetahui tajwid tapi bacaannya sesuai dengan tajwid
Secara teori, mungkin saja seseorang mampu membaca al-Qur’an dengan baik sesuai tajwid, meskipun sebenarnya ia tidak mengetahui tajwid sama sekali. Hal ini mungkin terjadi, bila orang itu belajar al-Qur’an secara talaqqi.
Talaqqi yaitu mendengarkan langsung bacaan ayat per ayat, bahkan huruf per huruf dari seorang yang sudah mumpuni dalam hal membaca al-Qur’an, dimana orang yang sudah mumpuni itu juga talaqqi dari orang yang sebelumnya. Demikian seterusnya ke atas, sehingga bersambung kepada Nabi Muhammad saw.
Keadaan ini sama dengan orang yang tidak tahu alamat suatu tempat yang jaraknya jauh dan susah ditemukan, tapi bisa sampai ke tempat itu. Hal ini bisa terjadi bila ada orang lain yang sebelumnya pernah mengantar orang itu ke tempat tersebut. Tanpa bantuan orang lain, mustahil orang itu bisa menemukan tempat dimaksud.
Dalam keadaan seperti ini, tanpa mempelajari tajwid orang itu telah mampu membaca ayat-ayat al-Qur’an dengan tepat. Tapi pengetahuan orang itu tentang tata cara membaca al-Qur’an tentu akan semakin mantap, bila ia bersedia belajar tajwid. Sama dengan orang yang kemudian bisa menghafal rute menuju tempat tertentu, ia akan semakin memahami seluk-beluk tempat tujuan, bila ia bersedia memahami alamat bagi setiap tujuannya.
Baca Juga:
Etika Seorang Muslim dalam Membaca Al-Qur’an
***
2. Tidak mengetahui tajwid dan bacaannya tidak sesuai dengan tajwid
Ada orang yang tidak mengenal tajwid sama sekali, dan ketika membaca al-Qur’an tidak sesuai dengan tajwid. Orang seperti ini sama dengan orang yang tidak memahami alamat, sekaligus tidak tahu seluk-beluk tempat yang hendak dituju.
Dalam keadaan demikian, dipastikan ia akan menemui kesulitan yang bertubi-tubi. Ia akan sering salah memilih jalan ketika menemui persimpangan, gang, atau nomor rumah tujuan. Ia harus bertanya berkali-kali, sebelum berakhir pada perasaan yang semakin bingung dan badan yang juga semakin letih.
Memang benar, bahwa kesusahan yang mendera akan melipatgandakan pahala berkat kemurahan dari Allah. Namun tentu lebih bijak kesulitan seperti itu segera dicarikan jalan keluar. Bukankah nabi kita Muhammad saw. telah memberikan peringatan, bahwa tidak layak seorang muslim jatuh pada lubang yang sama untuk kedua kalinya? Bagaimana bila kesalahan itu hingga berulang untuk yang ketiga kali, enam kali, atau bahkan belasan kali?
Dengan niat yang ikhlas, marilah kita mulai pelajaran tajwid. Rabbi zidni ‘ilma, warzuqni fahma…. Ya Allah, tambahkanlah padaku ilmu pengetahuan, dan berilah aku pemahaman…. Amin….
Baca Juga:
Inilah Bukti Hebatnya Orang Yang Belajar Al-Qur’an
***
Penutup
Demikian sedikit penjelasan mengenai tema ini. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua. Bila ada tambahan keterangan ataupun koreksi dari Pembaca, mohon disampaikan pada kolom komentar.
Allahu a’lam.
__________________________
Bacaan Utama:
Buku Mudah, Cepat & Praktis Belajar Tajwid, Ahda Bina A.
Artikel: Ahkam at-Tajwid Kamilah. Muhand al-Haj Hasan.
Tinggalkan Balasan