الْمَكْرُوْهُ
al-Makruuh
Pendahuluan
Makruh itu dilarang, namun masih boleh dilakukan. Halal, namun sebaiknya ditinggalkan.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas pengertian dan contoh dari istilah makruh.
Baca Juga:
Mubah: Pengertian, Contoh dan Macam-macamnya
***
A. Pengertian Makruh
1. Pengertian Makruh Secara Bahasa
Secara bahasa, makruh artinya: tercela.
Dari kata:
- kariha-yakrahu-kurhan-karhan-karaahatan-karaahiyatan.
- karuha-yakruhu-karaahatan-karaahiyatan.
المكروه لغة: القبيح، من كره الأمر مثل قبح، وزنًا ومعنى، وهو ضد المحبوب، والكريهة الحرب، أو الشدة في الحرب
“Secara bahasa, makruuh itu artinya: qabiih (buruk). Dari kata: karuha (al-amr). Sama dengan kata qabuha, baik secara wazan maupun makna. Lawannya adalah: mahbuub. Kariihah artinya: perang, atau dahsyatnya perang.”
2. Pengertian Makruh Secara Istilah
a. Pengertian Makruh berdasarkan dzatnya:
المكروه هو ما طلب الشارع تركه طلبًا غير جازم
“Makruh artinya: sesuatu yang diperintahkan Allah untuk ditinggalkan, namun perintah itu tidak mengharuskan.”
b. Pengertian Makruh berdasarkan sifatnya:
هو ما يمدح تاركه ولا يذم فاعله
“Makruh yaitu: sesuatu yang apabila ditinggalkan maka mendapatkan pujian, dan apabila dikerjakan maka tidak dicela.”
Dengan kata lain, makruh adalah suatu perbuatan yang memenuhi dua unsur sebagai berikut:
– suatu perbuatan yang apabila ditinggalkan, maka pelakunya akan memperoleh pujian dan pahala dari Allah.
– suatu perbuatan yang apabila dikerjakan, maka pelakunya tidak dihukum, meskipun kadang memperoleh kritikan.
Baca Juga:
Haram: Pengertian, Contoh dan Macam-Macamnya
***
B. Contoh Makruh
Berikut ini beberapa contoh perbuatan yang makruh:
1. Mengkonsumsi makanan yang menimbulkan bau mulut
Misalnya: petai cina (jengkol), bawang merah, bawang putih.
2. Buang air kecil sambil berdiri
3. Berteriak di dalam masjid
4. Memakai sandal tapi hanya satu
5. Mengobrol setelah shalat isya’
Baca Juga:
Wajib: Pengertian, Contoh dan Macam-macamnya
***
C. Makruh Tahrim dan Makruh Tanzih
Sebagai tambahan, dalam Mazhab Hanafi ada istilah Makruh Tahrim dan Makruh Tanzih.
1. Makruh Tahrim
المكروه التحريمي هو ما طلب الشارع تركه طلبًا جازمًا بدليل ظني
“Makruh Tahrim yaitu: sesuatu yang diperintahkan Allah untuk meninggalkannya secara tegas (tidak bisa tidak) berdasarkan dalil yang bersifat zhann.”
Dalil yang bersifat zhann artinya: hadits ahad. Bukan ayat al-Qur’an atau hadits mutawatir.
Misalnya:
– laki-laki itu makruh menggunakan pakaian sutra dan hiasan emas, berdasarkan hadits:
هذان حرام على رجال أمتي حلٌّ لإناثهم
“Dua benda ini (sutra dan emas) adalah haram bagi laki-laki dari umatku, namun halal bagi perempuan dari umuatku.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i dan Ibnu Majah).
– menawar barang yang sedang ditawar oleh orang lain. Hal ini berdasarkan sebuah hadits ahad.
– melamar wanita yang sedang dilamar oleh orang lain. Hal ini juga berdasarkan hadits ahad.
Semua perbuatan itu hukumnya adalah makruh yang mendekati haram.
Namun menurut Imam Abu Hanifah, semua perbuatan di atas hukumnya adalah haram. Tapi tidak sampai membuat pelakunya menjadi kafir.
**
2. Makruh Tanzih
المكروه التنزيهي هو ما طلب الشارع تركه طلبًا غير جازم
“Makruh Tanzih yaitu: sesuatu yang diperintahkan Allah untuk meninggalkannya, namun tidak bersifat tegas (boleh ya boleh tidak).”
Jenis makruh ini sama dengan makruh pada umumnya.
Misalnya:
- mengkonsumsi bawang merah
- buang air kecil dengan berdiri
- makan daging kuda.
Baca Juga:
Sunnah dan Mandub: Pengertian, Contoh & Penjelasan Tambahan
***
D. Lain-lain
1. Makruh itu lawan dari Mandub/Sunnah
Makruh itu merupakan lawan dari mandub atau sunnah.
Dalam arti, orang yang meninggalkan sunnah padahal ada kesempatan, maka dia dicela. Namun tidak berdosa.
2. Makruh dalam arti haram
Dalam bahasa Arab, ada kalanya suatu perbuatan disebut makruh, namun maksudnya adalah haram.
Misalnya:
يكره التوضؤ بآنية الذهب والفضة، أي: يحرم
“Berwudhu dengan bejana dari emas atau perak hukumnya adalah makruh. Maksudnya adalah haram.”
3. Makruh dalam arti meninggalkan yang utama
Orang yang melakukan perbuatan makruh itu sama dengan dia telah meninggalkan sikap yang lebih utama.
***
Penutup
Demikian beberapa pembahasan mengenai istilah makruh dalam ushul fiqih. Khususnya tentang definisi dan contohnya. Bila ada hal-hal yang kurang jelas, maka kami persilakan untuk menyampaikan pertanyaan pada kolom komentar.
Semoga ada manfaatnya bagi kita bersama. Allahu a’lam bis-shawab.
***
Bacaan Utama
Kitab al-Wajiz fi Ushulil-Fiqh al-Islami. Syeikh Muhammad Musthafa az-Zuhaili.
Tinggalkan Balasan