Di antara nikmat terindah dalam hidup seorang laki-laki, adalah ketika Allah memberikan rezeki berupa istri yang selalu taat padanya. Semakin taat, maka semakin sempurna rezeki tersebut. Taat di sini tentu dalam kebaikan saja. Bukan keburukan.
Demikian pula sebaliknya.
Ujian terberat seorang laki-laki adalah ketika Allah memberikan cobaan berupa istri yang durhaka padanya. Padahal laki-laki tersebut merupakan laki-laki yang saleh.
Contoh paling ekstrem dalam hal ini ada dua orang nabi yang amat mulia, yaitu Nabi Nuh dan Nabi Luth ‘alaihimas salam.
Nabi Nuh diberi istri yang selalu mementahkan kembali dakwahnya. Jadi istrinya justru menuduh Nabi Nuh itu seorang laki-laki yang tidak waras, di depan umatnya.
Sedangkan Nabi Luth diberi istri yang malah bergabung dalam barisan para penggiat suka sesama jenis, di saat suaminya itu mati-matian berusaha memberantasnya.
***
Tidak menceraikan dengan untuk tujuan mulia
Kedua nabi yang mulia ini tidak menceraikan istrinya masing-masing. Boleh jadi keduanya masih menyimpan harapan besar, bahwa suatu saat nanti istrinya akan taubat. Lalu berbalik dan bergabung dalam barisan dakwah.
Bukankah seorang bekas aktivis kejahatan biasanya akan jauh lebih militan, daripada seorang aktivis yang memang sudah sejak semula ada dalam barisan dakwah.
Sebut saja misalnya Umar bin Khatthab. Seorang pemuda brilian yang semula begitu hebat memusuhi dakwah. Setelah masuk Islam justru menjadi benteng dakwah dengan bertaburkan prestasi dahsyat tiada bandingnya. Termasuk hari ini umat Islam bisa baca mushaf al-Qur’an, di antaranya juga merupakan ide jenius dari Umar bin Khatthab.
Namun ternyata harapan itu tinggal harapan yang tidak pernah menjadi kenyataan. Ujian Allah untuk Nabi Nuh dan Nabi Luth tersebut menjadi sempurna, karena kedua istri itu masing-masing meninggal dunia dalam azab yang diturunkan Allah Swt. untuk memusnahkan para ahli maksiat. Termasuk di dalamnya adalah istri Nabi Nuh dan Nabi Luth itu.
Istri yang jauh dari sifat salehah. Bila kita melihatnya, kita merasa sakit perut sekaligus sakit kepala. Bila kita suruh dalam kebaikan, dia malah sengaja menentang. Dan bila kita tinggal sebentar saja, dia telah siap dengan pengkhianatan.
Maha Suci Allah dengan segala sifat dan kehendak-Nya. Mustahil semua itu tanpa tujuan terindah dari-Nya. Karena semua pasti ada hikmah dan pelajaran yang tersimpan di sana. Khususnya untuk para penerus dakwah nabi dan rasul.
Silakan baca pula:
Bunda Khadijah: True Love Nabi Muhammad Saw.
***
Inilah keseimbangan ciptaan Allah
Ada para nabi yang mulia, diberikan istri yang mulia. Seperti Nabi Muhammad Saw. dan Nabi Ibrahim ‘alahis salam. Manusia-manusia agung yang berdampingan dengan para istri yang salehah. Para istri yang menjadi teladan kebajikan bagi umat manusia hingga akhir zaman.
Sebagai kebalikannya yang benar-benar kontras, maka Allah menciptakan keluarga Nabi Nuh dan Nabi Luth itu.
Dan bukan hanya laki-laki.
Tidak sedikit para wanita salehah yang luar biasa, juga diberi ujian yang sangat berat, yaitu berupa suami yang kelewat jahat.
Misalnya Bunda Asiyah, wanita mulia yang merawat Nabi Musa sejak bayi hingga dewasa. Beliau diberi ujian berupa suami yang menjadi musuh besar kemanusiaan. Kejahatannya jauh melampaui batas kewajaran manusia yang memang tempatnya dosa dan khilaf. Fir’aun bahkan mengaku sebagai tuhan dan memaksa umat manusia untuk menyembahnya.
Meskipun ada juga pasangan suami-istri yang sama-sama jahatnya. Bahu-membahu dalam menghadang lajunya dakwah Islam. Misal yang “terbaik” dalam hal ini adalah keluarga Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil. Sampai-sampai keduanya disebut-sebut dalam surat pendek yang dihafal hampir seluruh umat Islam. Bukan karena kebaikannya, tapi karena kejahatannya.
Allah Maha Sempurna. Menciptakan semua berpasang-pasangan dengan begitu sempurna pula.
***
Penutup
Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari contoh-contoh tersebut. Semoga keluarga kita semakin lebih dekat kepada keluarga yang terbaik, dan bukan sebaliknya.
Demikian yang bisa kami sampaikan. Atas kurang dan lebihnya mohon dimaafkan. Dan bila ada tambahan atau tanggapan dari para pembaca, kami persilakan untuk diungkapkan pada kolom komentar.
Terima kasih.
_________________
Bacaan:
Artikel: قصة امرأة نوح عليه السلام
Tinggalkan Balasan