Lebih dari satu minggu, saya belajar cara beternak ayam yang benar. Tiap hari pagi siang sore malam. Saya mencari berbagai nasihat, teori dan pengalaman para peternak yang sudah berhasil maupun yang gagal dalam beternak.
Dari berbagai jenis ayam yang ada, maka pilihan saya jatuh pada Ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan/Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian). Terutama KUB 2 Janaka.
Setahu saya, ada beberapa macam ayam kampung, yaitu:
- Ayam Kampung Asli
- Ayam Kampung KUB 1
- Lalu Ayam Kampung KUB 2
Ayam KUB 2 ini ada dua, yaitu:
- Janaka yang berkaki kuning
- Narayana yang berkaki hitam
Janaka dan Narayana adalah dua karakter/tokoh wayang kulit. Janaka (Arjuna) berkulit cerah. Narayana (Krisna) berkulit gelap. Secara pribadi saya lebih mengidolakan Narayana daripada Janaka. Tapi di dunia perayaman saya lebih senang Janaka daripada Narayana hehe…
Baca Juga:
Kisah dari Khartoum Waktu Mau Beli Makan Malam
***
A. Berbakat Ternak Ayam
Bila saya ingat-ingat, pengalaman saya dalam bekerja dan berhasil selama hidup saya adalah bekerja sebagai pemelihara ayam. Sejak kecil saya merasa punya bakat di bidang ini.
Dengan dasar:
- Bapak-Ibu saya pernah mengajari saya secara langsung bagaimana caranya memelihara ayam. Di mana setiap pagi sebelum berangkat sekolah saya diberi tugas untuk memberi makan ayam-ayam itu. Dengan dedak campur air.
- Bapak-Ibu saya selalu punya ayam kampung yang dipelihara secara umbaran. Dulu waktu SD saya perhatikan Bapak-Ibu saya juga pernah pelihara ayam kampung sedikit profesional. Dalam arti ayam-ayam itu diberikan kandang secara tertutup. Namun sepertinya tidak bertahan lama. Mungkin kewalahan kasih pakan. Mungkin, karena saya sendiri tidak pernah menanyakan hal itu kepada Bapak-Ibu.
- Saya punya pengalaman beberapa kali merawat anak ayam yang induknya mati. Ayam itu saya rawat dengan sangat telaten. Siang saya jaga dari gangguan ayam yang lebih besar dan dewasa. Malam saya kasih tempat tidur yang nyaman, yaitu di salah satu pojok garasi. Ayam kecil itu terus saya rawat sampai dewasa. Tumbuh besar dan gagah sebagai ayam jago. Yang siap dipanen.
- Selain ayam, saya juga pernah merawat beberapa ekor anak burung. Yang saya temukan mereka terlempar dari sarangnya, karena hujan dan angin yang sangat lebat dan kencang. Mulai dari tanpa bulu, sampai mereka bisa terbang. Jadi saya punya kemampuan pelihara unggas dengan baik.
- Tidak lupa. Saya juga punya pengalaman beternak ayam hias, yaitu Ayam Polandia. Sempat bertelur dan beranak-pinak. Sangat lucu pada awalnya. Namun kemudian saya tidak tahu bagaimana melanjutkan peternakan ayam hias ini. Akhirnya saya serahkan saja kepada siapa yang mau merawatnya. Toh sebelumnya saya juga tidak beli. Juga dikasih oleh teman.
Baca Juga:
Hari Kedua Peternak Ayam: Selasa, 24 September 2024
***
B. Tidak Berbakat di Bidang Tanaman
Sementara keahlian saya di bidang tanam-menanam sangat diragukan. Dengan dasar:
- Waktu kecil saya pernah bermimpi punya perkebunan singkong di halaman belakang rumah. Tanah saya cangkul sebisanya. Lalu saya tancapkan pohon singkong. Hasilnya jauh dari memuaskan. Hanya akar-akar yang memanjang, tanpa ubi sama sekali. Padahal tetangga sebelah rumah berhasil berkebun singkong dan hasilnya luar biasa.
- Sewaktu SD saya pernah menanam pohon nangka. Susah berkembang meskipun saya sudah merawat dan menunggu sampai bertahun-tahun kemudian. Padahal tetangga sebelah juga menanam pohon nangka dan hasilnya sangat bagus.
- Saya pernah beli pohon jeruk lemon. Bertahun-tahun pohon itu saya biarkan di polibag. Tiap hari saya siram dengan baik. Dengan harapan akan tumbuh besar dan berbuah banyak. Tidak berhasil. Sampai kemudian pohon itu saya tanam di pinggir sawah depan rumah. Ternyata hasilnya sangat bagus. Jadi yang saya harapa dengan serius berhasil, tidak berbuah. Yang saya lakukan dengan asal, malah berhasil.
- Selain jeruk lemon. Saya juga menanam pohon kelengkeng. Saya serius menanamnya. Dengan harapan yang besar bahwa akan segera tumbuh tinggi dan berbuah lebat. Ternyata kembali terbukti sebaliknya. Jadi sepertinya memang saya kurang berbakat di bidang tanaman.
- Dan masih ada beberapa kegiatan saya yang lain berkaitan dengan tanam-menanam. Semua menunjukkan bahwa saya kurang ahli di bidang ini. Padahal usia saya sudah hampir lima puluh tahun. Yang katanya, kita jangan memulai belajar dari nol tentang sesuatu di saat sudah usia lebih empat puluh tahun. Terlambat, kata orang-orang pintar. Tapi sebaiknya kita kerjakan apa yang kita sudah ahli di situ.
Baca Juga:
Hari Ketiga Peternak Ayam: 25 September 2024
***
C. Tidak Berbakat di Bidang Perikanan
Adapun pengalaman saya memelihara ikan juga sangat buruk.
- Saya pernah beternak ikan gabus di bak kamar mandi yang saya jadikan kolam. Ada sekitar tujuh ekor. Hanya dalam hitungan hari semua ikan di situ mati. Semuanya. Juga pernah lele dumbo. Hasilnya sama, mati semua tanpa sisa sama sekali.
- Saya tidak bisa memancing. Sama sekali. Seumur hidup saya hanya berhasil memancing satu ekor ikan lele dan satu ekor ikan gabus. Keduanya tidak lebih dari sebesar telunjuk jari. Itu pun setelah sekian belas kali memancing. Dengan mengorbankan puluhan cacing yang masih hidup dan sehat wal afiat.
- Bahkan bila dibandingkan anak saya nomor tiga yang waktu itu masih kelas Play Group. Ya, Play Group. Dia punya insting yang sangat bagus bagaimana memancing yang baik dan benar. Di mana dia pernah mengajari saya cara mengangkat joran yang tepat ketika umpan sudah disambar ikan. Saya gagal, dan dia berhasil. Anak Play Group. Hehe
- Satu-satunya keahlian saya di bidang perikanan adalah memanen kolam di area persawahan dengan potas. Saya yang beli potas, teman-teman saya yang menangkap ikannya. Mereka dapat senang dengan menangkap ikan. Saya dapat senang dengan menerima ikan dan membawanya pulang. Tapi sampai di rumah, saya tidak memperoleh pujian dari Ibu maupun Kakak. Karena jumlah ikan sangat sedikit dan ukurannya terlalu kecil. Sementara baju saya jadi kotor berlumpur tidak karuan. Haha
Maka berdasarkan tiga macam pengalaman di atas, saya merasa punya bakat di bidang peternakan. Tapi kurang berbakat di bidang perikanan maupun perkebunan.
Baca Juga:
Hari Keenam Peternak Ayam: 28 September 2024
***
D. Mulai dengan 11 Ekor Ayam KUB 2 Janaka
Dan demikianlah. Siang itu sekitar pukul 13.00. Saya menerima 11 ekor anakan Ayam KUB 2 Janaka usia 2 bulan. Yang saya pesan secara online dari seorang peternak atas nama Gus Ulya dari Singosari.
Sebelas ekor itu semuanya dengan harga Rp 250 ribu. Plus ongkir Rp 20 ribu. Jadi total Rp 270.000. Sembilan ekor betina, dua ekor jantan.
Inilah modal awal saya. Belum ada kandang. Hanya ada halaman belakang rumah kontrakan. Yang berada di sebelah rumah saya. Maksudnya saya punya dua rumah yang bersebelahan. Satu rumah saya tempati bersama keluarga. Satu rumah saya kontrakkan. Yang satu minggu ini kosong. Karena mahasiswa yang sebelumnya menempati telah menyerahkan kunci enam hari yang lalu. Mumpung kosong saya manfaat pelihara ayam. Meskipun kemarin sudah ada calon pengontrak yang sepertinya sudah ada deal dengan istri saya. Dan sekedar informasi, istri saya tidak tahu-menahu tentang ayam-ayam ini hehe…
Alhamdulillah semuanya sehat. Cuma satu yang saya perhatikan sudah mulai bersin-bersin. Saya curiga dan khawatir yang satu ini besok akan mati.
Baca Juga:
Hukum Makan Daging Ayam: Kajian Grup Yang Aneh
***
E. Beli Pakan dan Tempat Minum
Setelah melepaskan ayam-ayam itu, saya pun bergegas ambil sepeda motor kesayangan saya. Vixion 2010. Pergi ke toko pakan ayam dekat rumah.
Di sana saya belanja:
- Seperempat BR1 Wonokoyo Rp 3.000
- Vita Chick Rp 2.000
- Tempat minum Rp 17.000
Total: Rp 22.000.
Baca Juga:
Hukum Membunuh Semut dalam Islam dan Cara Mengusirnya
***
F. Total Pengeluaran Modal Awal Hari Pertama
Dengan demikian pada hari pertama ini modal yang sudah saya keluarkan adalah: Rp 292.000.
Dengan perincian:
- Ayam 11 ekor: Rp 250.000
- Ongkir ayam: Rp 20.000
- Pakan: Rp 3.000
- Vita Chick: 2.000
- Tempat minum: Rp 17.000
Selesai…
Terima kasih sudah mampir dan membaca tulisan ini ya…
Baca Juga:
Tinggalkan Balasan