SHOPPING CART

close

Hari Ketiga Peternak Ayam: 25 September 2024

Beberapa catatan yang ingin saya abadikan dalam perjalanan beternak ayam kampung (KUB 2 Janaka) sampai hari ketiga ini adalah:

  1. Pasang lampu penghangat
  2. Tambah kegiatan dan belajar lagi manajemen waktu
  3. Belajar istiqamah kembali
  4. Praktik lebih tawakal

Baca Juga: 

Hari Pertama Peternak Ayam: Senin, 23 September 2024

***

A. Pasang Lampu Penghangat

Pada hari ketiga ini, saya perhatikan anak-anak ayam yang masih kanak-kanak ini sepertinya sangat membutuhkan alat bantu untuk menghangatkan tubuh. Mereka masih sangat rentan dengan cuaca yang beberapa hari ini hujan secara berturut-turut.

Maka saya pun pergi ke warung elektronik terdekat. Di rumah sudah ada kabel yang cukup panjang. Kadang-kadang digunakan istri untuk keperluan menyeterika. Jadi saya tinggal beli pitingan dan lampu saja.

Pitingan/fiting: Rp 2.000

Lampu Chiyoda 5 watt: Rp 3.000

Total: Rp 5.000.

Baca Juga: 

Hari Kedua Peternak Ayam: Selasa, 24 September 2024

***

B. Tambah Sibuk: Mesti Belajar Manajemen Waktu Lagi

Setidaknya saya perlu waktu setiap hari untuk keperluan mengurus ayam ini:

Pagi:

  • kasih makan: 10 menit
  • bersihkan tempat tidur ayam: 15 menit

Siang:

  • kasih makan: 10 menit

Sore:

  • kasih makan: 10 menit
  • mempersiapkan tempat tidur: 10 menit

Total: 55 menit. Tidak sampai satu jam. Tapi biasanya saya suka berlama-lama bersama ayam-ayam yang lucu dan menggemaskan itu. Anggap saja sebagai terapi kesehatan badan sekaligus kesehatan jiwa. Sebagai keseimbangan hidup yang lebih lama di depan laptop dan hape.

ayam-kampung-kub-2-janaka
Kadang bikin jengkel: dikasih makan di tempat yang bersih tidak mau, dikasih tempat sembarangan malah senang.

Baca Juga: 

Whiscash dan Katty: Benarkah Sekolah Bikin Bodoh?!

***

C. Belajar Istiqamah Kembali

Dengan memelihara ayam selama beberapa hari ini. Saya juga merasakan pentingnya sikap istiqamah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. Satu hari saja lalai, pasti tamatlah riwayatlah ayam-ayam itu. Karena mereka hanya menggantungkan rezekinya melalui orang yang merawatnya.

Meskipun jadwal sedang sangat padat. Mengajar, pertemuan online/offline, mengantar/menjemput anak sekolah/les, belanja (bila diperlukan), sosialisasi dengan orang-orang sekitar. Sekitar ada satu tugas tambahan yang mau tidak mau. Suka tidak suka. Harus saya kerjakan dan pikirkan selalu. Ya, nasib ayam-ayam itu.

Sambil ngajar, saya kepikiran ayam. Rapat koordinasi dengan teman-teman, ingat ayam. Bahkan sedang makan pun pasti ingat ayam. Sudahkah saya tadi kasih mereka makan. Bagaimana nanti mereka tidur. Jadi sejak bangun tidur sampai mau tidur lagi, saya harus selalu memikirkan ayam-ayam itu.

Benar-benar pelihara ayam ini telah mengajari saya banyak hal. Termasuk tentang praktif sikap istiqamah yang sebenarnya.

Baca Juga: 

NAJIS: Pengertian, Contoh, Macam-macam dan Hukumnya

***

D. Praktik Tawakal

Sejak pesan ayam-ayam itu kepada peternak secara online. Saya sudah belajar makna dan praktik tawakal. Yang penting:

1. Saya jaga kondisi batiniah saya kepada Allah

Niat utama saya adalah bekerja Lillahi Ta’ala. Sedikit hobi. Memang saya senang punya piaraan. Seperti saya juga senang punya tanaman. Tapi ini bukan sekedar kesenangan. Melainkan pekerjaan utama saya saat ini.

Jadi ustadz, khathib, penceramah, dosen. Adalah kewajiban. Bukan bisnis, profesi maupun pekerjaan.

2. Saya jaga sikap batiniah saya kepada penjual ayam itu

Sekuat tenaga saya jaga betul bagaimana kondisi batiniah saya kepada penjual ayam tersebut. Saya panggil beliau dengan Gus Ulya. Karena beliau pernah nyantri di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.

Meskipun tidak pernah ketemu secara langsung. Namun saya berusaha percaya. Bahwa ayam-ayam itu merupakan pilihan terbaik yang bisa beliau lakukan untuk saya. Dan saya pun tidak banyak menawar. Saya mengharapkan bahwa ini merupakan jual-beli yang berkah. Transaksi yang mabrur.

3. Saya bekerja sebaik mungkin sebisanya

Selama memelihara ayam beberapa ekor ini. Saya jadi lebih semangat dalam bekerja. Sebaik mungkin yang saya bisa. Dengan waktu yang pas dan takaran yang tepat pula. Lebih sedikit atau kurang sedikit tentu tidak mengapa. Asal tidak terlalu.

Kita tidak bisa bekerja seenaknya. Karena semua konsekuensi dari pekerjaan ini akan kembali secara langsung kepada diri sendiri.

Baca Juga: 

Hukum Makan Daging Ayam: Kajian Grup Yang Aneh

***

Penutup

Demikianlah beberapa catatan kecil untuk hari ini. Bila ada tambahan penjelasan atau komentar dari Pembaca. Mohon bisa menyampaikan pada kolom komentar di bawah ini. Terima kasih sudah berkenan untuk mampir. Semoga ada manfaatnya.

Tags:

0 thoughts on “Hari Ketiga Peternak Ayam: 25 September 2024

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

  1. Mat malam.. mohon maaf sebelumnya, mau tanya apakah dalam sebuah perkumpulan arisan keluarga atau kami disini menyebutnya arisan peguyuban daerah…