Hari Kesembilan Peternak Ayam: 1 Oktober 2024

ayam-kampung

Pada hari kesembilan ini saya ingin membuat catatan tentang usaha ternak Ayam KUB 2 Janaka sebagai berikut:

1. Waspada dengan Datangnya Hujan

Tadi malam hujan turun lumayan deras. Pas posisi saya sedang di luar rumah. Sebenarnya saya agak kepikiran dengan ayam-ayam yang ada di rumah kontrakan itu. Tapi mau bagaimana lagi, saya harus menyelesaikan urusan di luar terlebih dahulu.

Setelah tiba di rumah, hal pertama yang saya lakukan adalah mengecek keadaan ayam-ayam itu. Ternyata benar. Mereka tidur di luar ruangan. Yaitu di pojok halaman belakang. Mereka berhimpun dengan berusaha saling menghangatkan satu sama lain. Sepuluh ekor ayam itu berdesak-desakan bahkan bertumpuk untuk mengurangi dinginnya udara malam.

Heran. Padahal sudah saya siapkan lampu penghangat di salah satu sudut halaman belakang, yaitu tempat cuci piring dan baju. Ruangan yang lebih terlindung dari angin malam yang semakin dingin.

Baca Juga: 

 

***

2. Tempat Cuci Jadi Kandang Darurat

Jadi sebelum berangkat tadi sore. Sebenarnya saya sudah menyiapkan ruangan yang lumayan hangat sebagai kandang darurat untuk ayam-ayam itu. Apalagi di situ sudah saya kasih lampu Chiyoda 10 watt.

Tapi rupanya saya kurang komunikasi dengan ayam-ayam kesayangan. Jadilah mereka kehujanan. Tapi anehnya mereka tetap sehat, alhamdulillah…

Maka langsung saja. Saya angkut mereka dua-dua menuju ruangan dimaksud. Tindakan saya itu rupanya membuat istri saya agak geli sekaligus kagum. Kok ada orang demikian saya dengan ayam-ayam piaraannya. Siang malam pagi sore yang dipikir pertama adalah ayam. Yah kalau bukan saya yang mikir, bagaimana nasib mereka. Tentu tidak ada yang mengurus. Karena semua orang di rumah sibuk dengan kegiatan dan prioritasnya masing-masing. Sehingga kita tidak bisa saling mengandalkan untuk mengerjakan tugas orang lain, meskipun tinggal satu rumah.

Anak saya yang pertama sudah sangat sibuk. Sudah tiga semester ini dia menjalani kegiatan kuliah di dua prodi sekaligus. Di dua fakultas yang berbeda. Sehari-hari dia sudah sangat sibuk dengan Moris dan Hero. Sugar Glider kesayangannya. Tidak bisa diminta bantuan mengurus ayam. Malah kadang-kadang saya yang diminta memberikan makan dua tupai lucu itu.

Anak saya yang kedua tidak kalah sibuk. Pagi sampai sore sekolah. Habis sekolah tanpa pulang, dia langsung naik Gojek/Grab pergi les sampai jam enam sore. Bahkan seminggu sekali sampai jam delapan malam. Tiba di rumah selalu banyak PR yang dia peroleh dari Bapak/Ibu di sekolah. Jadi juga tidak bisa dimintai bantuan mengurus ayam.

Anak saya yang ketiga sedang di pesantren. Jadi tidak mungkin saya minta bantuan untuk mengurus ayam.

Istri sebenarnya agak uring-uringan ketika tahu saya pelihara ayam. Di mana saya memang tidak pernah mendiskusikan rencara saya yang satu ini. Jadi tahu-tahu ayam-ayam itu sudah saya lepas di halaman belakang rumah kontrakan. Sehingga mau tidak mau dia harus menerima kenyataan. Bahwa saya sudah punya piaraan di rumah. Cuma dia belum tahu, bahwa kali ini saya serius ingin beternak ayam kampung. Nah, malah Pembaca di sini yang saya kasih tahu duluan, hehe.

Baca Juga: 

 

***

3. Ayam Makan Makin Lahap

Hari ini saya sangat senang dan bahagia. Insya Allah sudah ketemu selera makan ayam-ayam itu. Yaitu: BR1 dicampur dedak halus, lalu disiram air yang agak menggenang. Dengan resep seperti itu, mereka makan dengan lebih lahap. Karena sambil makan itu, mereka juga bisa minum dengan baik.

Selama beberapa hari ini saya mencoba sekian resep penyajian pakan ayam. Ada dua macam menu:

Pertama:

  • BR1 Wonokoyo
  • Dedak halus
  • Nasi sisa

Ketiganya saya campur dan sajikan dalam keadaan kering. Di sini ayam-ayam hanya makan. Seperti sebelumnya.

Kedua:

  • BR1 Wonokoyo
  • Dedak harus
  • Nasi sisa
  • Campur air

Keempatnya saya campur dan sajikan dalam keadaan basah. Bahkan dengan air yang berlimpah dan menggenang. Dengan cara ini, ayam-ayam sambil makan juga bisa minum.

Hasilnya, ayam-ayam itu makan dengan lebih lahap.

Sebelumnya mereka tidak bisa mau minum. Membuat saya sendiri agak heran dan sedikit bingung. Bagaimana caranya mereka mau minum. Sebab setahu saya, dari melihat YouTube, ayam-ayam itu akan makan dengan lahap sampai perutnya kenyang, kalau mereka juga banyak minum. Kalau tidak mau minum, maka tidak kan bisa makan dengan lahap.

ayam-kampung-kub-2-janaka 2

Baca Juga: 

Hari Kedelapan Peternak Ayam: 30 September 2024

***

4. Persiapan Pindah Kandang

Setelah satu pekan pelihara ayam kampung di halaman belakang rumah kontrakan ini. Saya mulai bisa menikmati ritme kegiatan. Pagi-pagi menyiapkan sarapan buat ayam. Lalu mengantar anak sekolah. Kerja sampai siang.

Pulang sebentar, kasih makan siang. Berangkat lagi kerja. Sore pulang kasih makan lagi. Bila ada keperluan, berangkat kerja lagi. Malam pulang menengok ayam. Memastikan mereka memperoleh tempat tidur yang baik.

Namun sepertinya keadaan akan sedikit berubah. Karena besok atau lusa, ayam-ayam itu harus pindah kandang. Rumah kontrakan sudah laku. Jadi mereka harus pindah dalam waktu secepatnya. Supaya yang ngontrak bisa segera masuk. Apalagi yang ngontrak sudah bayar lebih dari separuh.

Pindah ke mana, sebenarnya saya pingin kasih mereka tempat di halaman rumah. Tapi tentu saja itu mustahil. Karena pasti akan merusak taman terutama rumput gajah yang sudah lama kami tanam selama ini dengan susah payah.

Maka pilihannya tinggal satu. Yaitu di halaman rumah yang atas. Di lantai tiga. Di sanalah nanti ayam-ayam itu akan tinggal entah untuk sampai berapa lama. Mungkin sampai beranak-pinak. tapi mungkin sampai besar saja. Lalu saya jual atau kami konsumsi sendiri.

Baca Juga: 

 

***

Penutup

Demikianlah sedikit catatan pada hari ini. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi saya pribadi. Syukur juga berguna untuk para pembaca. Terima kasih sudah bersedia mampir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *