الحديث القدسي
Hadits Qudsi
A. Pengertian Hadits Qudsi
Hadits itu identik dengan Rasulullah Saw.
Sementara qudsi itu merujuk pada Dzat Allah Yang Maha Suci. Karena qudsi artinya suci, dan yang benar-benar suci hanya Allah Swt.
Hadits Qudsi adalah firman Allah, tapi dengan susunan redaksi dari Rasulullah. Maknanya dari Allah, tapi lafaznya dari Rasulullah. Jadi hadits qudsi itu merupakan firman Allah, tapi masuk dalam himpunan kitab hadits, bukan al-Qur’an.
Para ulama mendefinisikan hadits qudsi sebagai berikut:
الحديث القدسيّ هو ما رواه النبي عليه الصلاة والسلام عن الله عزّ وجل
“Hadits Qudsi yaitu semua informasi yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. dari Allah ‘Azza wa Jalla.”
***
B. Contoh Hadits Qudsi
Berikut ini kami sampaikan beberapa contoh hadits qudsi:
1. Contoh hadits qudsi yang shahih:
:عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ
:قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
:إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِى
Dari Abu Hurairah, ia berkata:
Rasulullah Saw. bersabda:
Allah berfirman:
“Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Dan aku bersamanya, bila dia berdoa pada-Ku.”
(HR. Muslim)
*
2. Contoh hadits qudsi yang shahih:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه
:عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ
:قَالَ اللَّهُ
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
Dari Abu Hurairah ra.
Dari Nabi Muhammad Saw. beliau bersabda:
Allah berfirman:
“Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shaleh apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, yang tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.”
(HR. Bukhari).
*
3. Contoh hadits qudsi yang shahih:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ: يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِى أَمْلأْ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ وَإِلاَّ تَفْعَلْ مَلأْتُ يَدَيْكَ شُغْلاً وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ
Dari Abu Hurairah,
Dari Nabi Muhammad Saw. beliau bersabda:
Allah Ta’ala berfirman:
“Wahai anak Adam, habiskanlah (waktu dan tenagamu) untuk beribadah pada-Ku. Niscaya aku penuhi dadamu dengan kecukupan dan aku penuhi seluruh kebutuhanmu. Bila tidak engkau lakukan, maka akan Aku penuhi dirimu dengan kesibukan, dan Aku tidak akan memenuhi kebutuhanmu.”
(HR. Tirmidzi)
*
4. Contoh hadits qudsi yang dha’if:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالىَ عَنْهُ
:قَاْلَ اللَّهُ تَعَالَى
أَحَبُّ مَا تَعَبَّدَنِي عَبْدِي إليَّ النُّصْحُ لِي
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
Allah Ta’ala berfirman:
“Ibadah yang paling Aku cintai dari hamba-Ku adalah nasihat untuk-Ku.”
(HR. Ahmad)
***
C. Perbedaan Hadits Qudsi dan al-Qur’an
Terdapat beberapa perbedaan antara hadits qudsi dan al-Qur’an. Yaitu:
1. Al-Qur’an itu, makna dan redaksinya dari Allah. Hadits qudsi, maknanya dari Allah, redaksinya dari Rasulullah Saw.
2. Al-Qur’an merupakan mukjizat. Hadits qudsi bukan mukjizat.
3. Al-Qur’an diriwayatkan secara mutawatir. Hadits qudsi ada yang mutawatir dan ada yang ahad.
4. Membaca al-Qur’an merupakan ibadah mahdhah, sehingga disunnahkan untuk membacanya dalam keadaan punya wudhu. Membaca hadits qudsi bukan merupakan ibadah mahdhah, sehingga tidak ada ketentuan khusus untuk membacanya.
Itulah beberapa perbedaan antara al-Qur’an dan hadits qudsi.
***
D. Perbedaan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi
Hadits qudsi merupakan bagian dari hadits. Bukan bagian dari al-Qur’an. Namanya saja hadits, tapi qudsi. Kata hadits dinisbahkan pada Nabi. Kata qudsi dinisbahkan pada Allah.
Karena hadits, meskipun qudsi, maka ada yang shahih dan ada yang dha’if.
Perbedaannya: Hadits Qudsi merupakan firman Allah. Sedangkan Hadits Nabawi merupakan sabda Rasulullah Saw.
***
E. Kedudukan Hadits Qudsi
Berdasarkan penjelasan di atas, maka bisa dikatakan, bahwa hadits qudsi itu lebih mulia daripada hadits biasa (hadits nabawi).
Namun hadits qudsi kedudukannya berada di bawah ayat-ayat al-Qur’an. Karena al-Qur’an itu mukjizat, sementara hadits qudsi bukan mukjizat.
Silakan baca pula: Hadits: Pengertian dan Beberapa Pertanyaan
***
F. Status Hadits Qudsi: Belum Tentu Shahih
Karena dinisbahkan kepada Allah, banyak orang mengira bahwa hadits qudsi itu pasti shahih. Namun anggapan demikian adalah tidak benar.
Tidak semua hadits qudsi itu shahih.
Jadi ada hadits qudsi yang shahih dan ada hadits qudsi yang dha’if.
Untuk menentukan apakah sebuah hadits itu shahih atau dha’if, kita harus kembali kepada pengertian hadits shahih, yaitu:
– Sanadnya bersambung.
– Semua perawinya adil.
– Semua perawinya dhabith.
– Tidak mengandung syadz.
– Tidak mengandung ‘illah.
***
G. Jumlah Hadits Qudsi
Jumlah hadits qudsi itu tidak terlalu banyak. Hanya sekitar 200 hadits.
Dibandingkan hadits nabawi, tentu sangat sedikit. Karena hadits nawabi ada sekitar satu juta.
***
H. Kitab Hadits Qudsi
Ada beberapa kitab yang secara khusus berisi hadits-hadits qudsi, di antaranya:
- Ahadits Qudsiyah Arba’iniyah, disusun oleh Syeikh Ali bin Sulthan Muhammad Abu Hasan Nuruddin Mula Harawi Qari (wafat tahun 1014 H.)
- Ittihaf Sunniyah bi Ahadits Qudsiyah, disusun oleh Syeikh Zainuddin Muhammad bin Taj Arifin bin Ali Manawi Qahiri (wafat tahun 1031 H.)
- Shahih Musnad min Ahadits Qudsiyah, disusun oleh Syeikh Abu Abdillah Musthafa bin Adawi Syalbayah Misri.
Semua kitab tersebut tersedia dalam software kitab Maktabah Syamilah.
Ketiga kitab itu sangat bagus, dan sudah ditata sesuai temanya masing-masing.
***
Penutup
Dari penjelasan di atas, kita bisa mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Hadits qudsi adalah firman Allah, namun tidak termasuk dalam himpunan ayat-ayat al-Qur’an. Karena maknanya dari Allah, lafaznya dari Rasulullah.
- Hadits qudsi itu ada yang mutawatir, ada yang shahih, dha’if, bahkan palsu. Sama dengan hadits pada umumnya yang juga demikian.
- Meskipun firman Allah, hadits qudsi bukan mukjizat. Karena dia hadits, bukan al-Qur’an.
- Hadits qudsi tidak boleh digunakan sebagai pengganti ayat-ayat al-Qur’an dalam shalat.
- Hadits qudsi bisa kita peroleh dalam kitab-kitab hadits.
Demikian penjelasan ini kami sampaikan, semoga ada manfaatnya bagi kita semua.
_______________________________
Sumber bacaan:
Kitab Mabahits fi Ulumil Hadits, Syeikh Manna’ al-Qatthan, rahimahullah.
Kitab Taisir Musthalah al-Hadits, Syeikh Mahmud ath-Thahhan, rahimahullah.
Artikel Ta’rif al-Hadits al-Qudsi, mawdoo3.com.
Luasnya Pintu Rahmat dan Ampunan Allah (42)
[…] di atas termasuk hadits qudsi. Yaitu kalam Allah, namun bukan bagian dari al-Qur’an. Statusnya sama dengan hadits pada […]
Hadits Qudsi, Marfu’, Mauquf, Maqthu’: Persamaan-Perbedaan
[…] Baca pula: Hadits Qudsi: Pengertian, Contoh dan Kedudukan […]
Hadits Marfu’: Pengertian, Macam-macam, Contoh dan Status
[…] Bila sebuah riwayat disandarkan kepada Allah Swt., maka riwayat itu disebut sebagai hadits qudsi. […]