Di antara kemurahan Allah Swt. kepada umat manusia adalah hati nurani. Dengan hati nurani ini setiap manusia diberikan kemampuan untuk memilah mana perbuatan baik dan mana perbuatan dosa.
Perbuatan baik adalah perilaku yang membuat hati nurani kita menjadi nyaman dan tenang. Adapun perbuatan buruk adalah perilaku yang membuat hati nurani kita merasa terusik dan gelisah.
Selanjutnya marilah kita perhatikan hadits di bawah ini dengan baik. Semoga Allah Swt. berkenan membukakan pintu ilmu dan hikmah-Nya kepada kita semua.
Baca Juga:
Hadits Arbain Nawawi 26: Demikian Luasnya Pintu Sedekah
***
A. Teks Hadits Arbain Nawawi (27)
:عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ، فَقَالَ
الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
:وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَدٍ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: جِئْتَ تَسْأَلُ عَنِ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ
اسْتَفْتِ قَلْبَكَ، الْبَرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ، وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ، وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ
حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَيْنَاهُ فِيْ مُسْنَدَيِ الْإِمَامَيْنِ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ وَالدَّارِمِيِّ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ
Baca Juga:
Hadits Arbain Nawawi 28: Selalu Mengikuti Sunnah Rasulullah Saw.
***
B. Terjemah Hadits Arbain Nawawi (27)
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku bertanya pada Rasulullah Saw. tentang ciri-ciri perbuatan baik dan perbuatan dosa. Beliau bersabda:
“Perbuatan baik yaitu akhlak yang baik. Perbuatan dosa yaitu apa yang terasa menganggu jiwamu, dan engkau tidak suka bila perbuatan itu diketahui orang lain.” (HR. Muslim).
Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Aku mendatangi Rasulullah Saw., lalu beliau bersabda: “Engkau datang untuk menanyakan tentang perbuatan baik dan perbuatan dosa?” Aku menjawab: “Ya.” Beliau bersabda:
“Mintalah pendapat pada hatimu. Perbuatan baik yaitu apa yang membuat jiwa dan hati tenang karenanya. Dan dosa yaitu apa yang mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberikan dukungan dan membenarkanmu.”
(Hadits hasan yang kami riwayatkan dari dua kitab musnad, yaitu: Musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Musnad Ad-Darimi dengan sanad yang hasan.)
Baca Juga:
Hadits Arbain Nawawi 29: Berhati-hatilah Menjaga Lisan
***
C. Penjelasan Hadits Arbain Nawawi (27)
Selanjutnya berikut ini kami sampaikan beberapa catatan dan keterangan tentang hadits di atas:
1. Akhlak Yang Mulia
Akhlak yang mulia merupakan puncak dari tujuan diutusnya Nabi Muhammad Saw. Sehingga beliau pun memperoleh pujian dari Allah Swt. adalah karena akhlak beliau. Bukan karena ilmu, kecerdasan maupun yang lain.
Akhlak yang baik merupakan inti dari perbuatan yang baik. Jujur, amanah, terpercaya, disiplin, rajin, sopan, rendah hati, peduli dan berbagai akhlak mulia yang lain merupakan sumber bagi semua perbuatan baik.
Dengan perilaku terpuji itu, maka hati menjadi tenang, tenteram dan damai.
Baca Juga:
Hadits Arbain Nawawi 30: Hak Allah atas Umat Manusia
**
2. Ciri-ciri Perbuatan Dosa
Kebalikan dari ciri-ciri perbuatan baik, perbuatan dosa akan membuat pelakunya merasa tidak nyaman. Dia gelisah dengan perbuatannya itu. Dia selalu dilanda waswas, khawatir. Jangan-jangan suatu saat nanti orang lain akan mengetahui perbuatannya.
Demikian mudah sebenarnya cara mendeteksi perbuatan dosa itu. Bahkan meskipun semua orang telah memberikan dukungan dan membenarkan perbuatan dosa itu. Namun selama terasa tidak nyaman, waswas, gelisah dan khawatir perbuatan itu akan diketahui orang lain. Maka sudah pasti perbuatan itu adalah perilaku berdosa. Yang harus kita hindari dan jauhi.
Baca Juga:
Hadits Arbain Nawawi 31: Kemuliaan Sikap Zuhud atas Duniawi
**
3. Mengenal Kitab Musnad
Kitab-kitab hadits disusun dengan metode yang bermacam-macam. Ada kitab yang secara khusus menghimpun hadits yang shahih saja. Ada yang disusunkan untuk memudahkan para mujtahid untuk melakukan istinbath hukum.
Berikut ini beberapa macam kitab hadits:
– Kitab Musnad yaitu kitab himpunan hadits yang disusun berdasarkan perawi pada tingkat shahabat.
Misalnya: kitab Musnad Syafi’i dan kitab Musnad Ahmad. Seperti disebutkan di atas.
– Kitab Shahih yaitu kitab himpunan hadits yang shahih saja sesuai standar yang diinginkan oleh penyusunnya.
Contohnya: kitab Shahih Bukhari dan kitab Shahih Muslim.
– Kitab Sunan yaitu kitab himpunan hadits yang ditujukan bagi para mujtahid untuk melakukan istinbath hukum.
Misalnya: Kitab Sunan Abu Dawud dan Kitab Sunan Nasa’i.
Baca Juga:
Hadits Arbain Nawawi 32: Larangan Mencelakakan Diri Sendiri dan Orang Lain
***
Penutup
Demikianlah beberapa catatan dan keterangan yang bisa kami sampaikan. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.
Allah a’lam.
_____________________
Bacaan Utama:
– Kitab Jami’ al-‘Ulum wal-Hikam. Imam Ibnu Rajab al-Hambali.
Untuk menyimak hadits arbain yang lain, silakan klik link berikut ini:
Tinggalkan Balasan