Kalimat di atas mungkin agak sulit dipahami. Karena memang kebanyakan kita kurang memperhatikan perbedaan antara al-Qur’an dan terjemah al-Qur’an.
Ada tiga hal yang saling berkaitan. Ketiganya memiliki hubungan yang kuat, namun ketiganya tidak bisa dicampuradukkan, yaitu: al-Qur’an, tafsir al-Qur’an, dan terjemah al-Qur’an.
Al-Qur’an itu pasti benar. Namun tafsir al-Qur’an dan terjemahnya belum tentu benar. Mengapa demikian?
Karena al-Qur’an itu merupakan wahyu dari Allah. Sementara tafsir dan terjemah al-Qur’an adalah karya manusia yang kadang bisa keliru tanpa disengaja.
Baca juga: Inilah 11 Perbedaan antara al-Qur’an dan Terjemahannya
Seperti Orang Yang Buta
Orang yang bisa memahami al-Qur’an secara langsung tanpa bantuan terjemah itu sama dengan orang yang bisa melihat sendiri. Dia punya mata yang normal. Meskipun ketajaman mata orang itu berbeda-beda, yang penting dia bisa melihat dengan matanya. Sehingga punya penilaian yang mandiri tentang apa yang dilihatnya sendiri.
Adapun orang yang mengandalkan terjemah al-Qur’an, dia seperti orang yang buta. Dia tidak bisa melihat sendiri. Sehingga dia pun tidak bisa memberikan penilaian secara mandiri. Dia hanya mengandalkan informasi dari pihak ketiga. Bahwa menurut terjemahan Depag atau Kemenag misalnya, bahwa ayat ini artinya adalah demikian dan demikian…
Pentingnya Bahasa Arab
Dalam konteks inilah kita semua sebagai orang Islam sangat dianjurkan untuk belajar bahasa Arab secara sungguh-sungguh. Hendaknya kita bisa meluangkan sebagian waktu, tenaga dan biaya untuk keperluan ini.
Kita bukan mau meniru Abu Jahal maupun Abu Lahab yang fasih berbahasa Arab, namun tetap dalam kekafirannya. Kita belajar bahasa Arab untuk meniru Nabi Muhammad dan para shahabat yang setiap hari menggunakan bahasa al-Qur’an. Jadi semangatnya bukan pada bahasanya, tapi pada al-Qur’annya.
Memang pandai berbahasa Arab bukan jaminan bahwa kita pasti semakin saleh. Namun mahir berbahasa Arab merupakan salah satu kesempatan bagi kita untuk lebih dekat dan akrab dengan al-Qur’an.
Terjemah Merupakan Bagian dari Tafsir
Untuk bisa menerjemahkan ayat-ayat al-Qur’an, tentunya kita harus paham dahulu. Orang yang tidak paham, tentu tidak bisa menerjemahkan.
Nah, pemahaman itu sendiri kadang tidak sama antara satu orang dengan orang yang lain. Bahkan pada diri setiap orang, kemampuan memahami itu tidak sama antara sepuluh tahun yang lalu dengan sekarang. Atau sekarang dan sepuluh tahun yang akan datang. Karena kemampuan memahami itu bisa berkembang dengan bertambahnya ilmu dan wawasan.
Berdasarkan hal itu, kita bisa memahami bahwa terjemah itu merupakan salah satu bagian dari tafsir al-Qur’an. Karena tafsir itu sama dengan penjelasan yang disampaikan oleh si penafsir sesuai dengan pemahamannya.
Berdasarkan Dalil, Bukan Tafsir Apalagi Hanya Terjemah
Sampai di sini kiranya kita sudah sampai pada beberapa kesimpulan penting sebagai berikut:
1. Terjemah al-Qur’an itu tidak sama dengan al-Qur’an.
2. Terjemah al-Qur’an itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang paham bahasa Arab.
3. Yang menjadi dalil ajaran Islam adalah ayat al-Qur’an, bukan pemahaman ataupun hasil terjemahan.
4. Untuk lebih dekat dengan al-Qur’an, kita sangat dianjurkan untuk belajar bahasa Arab dengan baik dan benar.
Supaya Ibadah Sah, Haruskah Kita Tahu Dalilnya?
[…] Dalil Itu Ayat Al-Qur’an, Bukan Terjemahannya… […]