Ada sedikit pesan yang biasa disampaikan oleh orangtua kepada anak-anaknya yang sudah siap menikah, tapi belum dapat calon, di antaranya:
“Nak, kalau pilih jodoh yang dekat-dekat saja ya. Jangan jauh-jauh.”
Tidak ada dalilnya
Memang benar, tidak ada satupun dalil dari al-Qur’an maupun hadits yang secara tegas mendukung pesan itu. Yang penting calon pasangan itu orang yang agamanya bagus, habis perkara. Syukur-syukur dia cantik atau tampan. Kaya-raya. Jelas nasabnya. Sudah.
Tidak ada itu pesan agama yang rumahnya satu kabupaten atau satu propinsi dengan kita. Malah yang ada adalah hadits yang menyuruh kita menikah dengan calon pasangan yang jauh. Supaya terjalin silaturahim keluarga antarpropinsi, atau bahkan antarnegara sekalian.
Itulah tanggapan yang dahulu juga pernah terpikirkan oleh saya ketika mendengar ada pesan semacam itu dari orangtua seperti di atas. Itulah argumen para bujangan yang belum merasakan beratnya mudik saat lebaran. Hehe…
Pesan berdasarkan pengalaman
Setelah menikah, baru terasa bahwa pesan itu ada juga benarnya. Mau mudik jadi berat, ribet, dan mahal. Ditambah ketika ada anak. Apalagi pas istri mengandung. Pas waktu itu belum punya mobil pribadi. Ampun dah… Hehe…
Tidak jauh dari rumah ada warung Padang langganan keluarga.
Menjelang Ramadhan saya tanya, “Gimana, tahun ini ada rencana mudik, Pak?”
Jawabnya:
“Tidak, Pak. Berat di ongkos. Tiket pesawat mahal. Naik kapal laut tidak kuat. Mabuk semua.”
Memang benar. Kalau dia pulang bersama keluarganya, perlu biaya yang lebih banyak daripada berangkat haji. Belum oleh-oleh dan akomodasi selama di tanah kelahiran. Bisa habis modalnya jualan nasi Padang.
Tidak ada orangtua berniat buruk
Akhirnya saya pun mengakui. Tidak semua pesan orangtua itu buruk, meskipun tidak ada dalilnya secara agama. Pesan orangtua adalah pengalaman yang pernah dialami sendiri. Lalu dipesankan kepada anak-anaknya, sehingga tidak mengalami kesulitan yang semisal.
Demikian sedikit pesan orangtua yang biasa diberikan kepada anak-anaknya, semoga ada manfaatnya. Atas kurang dan lebihnya mohon dimaafkan. Bila ada di antara pembaca yang ingin memberikan tanggapan atau tambahan, kami persilakan pada kolom komentar.
Terima kasih.