Secara umum, Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak pernah memberikan kewajiban kepada umat manusia melebihi kemampuannya. Allah Swt. berfirman:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (al-Baqarah: 286)
Dalam ayat yang lain, Allah bukan saja meniadakan kewajiban yang melebihi kesanggupan hamba-Nya, bahkan Allah juga mengiringi kabar baik itu dengan kabar baik, yaitu kepastian akan datangnya kemudahan dari Allah.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آَتَاهَا، سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (ath-Thalaq: 7)
Termasuk kelapangan atau kemudahan di sini adalah yang berkaitan dengan kewajiban menjalankan shalat. Apabila kita dalam keadaan melaksanakan shalat dalam keadaan tertentu, kita tetap wajib melaksanakan shalat, tetapi tata caranya bisa disesuaikan dengan kondisi kita.
Berbeda dengan kewajiban puasa yang bisa kita ganti pada hari yang lain, shalat tidak bisa kita ganti pada hari yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa shalat merupakan sumber energi keimanan yang tidak bisa ditunda-tunda, tapi bisa disesuaikan.
Allahu a’lam.
__________________
Sumber/Bacaan Utama:
Wizarah al-Auqaf wa as-Syu’un al-Islamiyah, al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, (Kuwait: Dar as-Shafwah, 1992).
Artikel Kaifiyah al-Wudhu’ wa as-Shalah hatta at-Taslim. binbaz.org.sa
2 pemikiran pada “Shalat Itu Selalu Wajib Dilaksanakan Namun Semampunya”